Rabu 03 Nov 2021 05:45 WIB

Terpikat Sholat Menjadi Alasan Mualaf Sari Sukma Masuk Islam

Sari Sukma Dewi mengagumi gerakan dan bacaan sholat

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Sari Sukma Dewi mengagumi gerakan dan bacaan sholat. Sari Sukma Dewi
Foto:

Dewi yang saat itu masih menganut agama non-Islam sering memperhatikan mereka diam- diam. Para ibu muda itu berwudhu, lalu sholat bersama-sama. Entah mengapa, terpancar rasa damai dari mereka semua, terlebih ketika para perempuan itu bersujud ke arah yang sama. 

“Apalagi, saat saya melihat mereka bersujud, terasa sekali penghambaan diri manusia kepada Tuhan Yang Mahatinggi,” ujar dia kepada Republika, baru-baru ini.

Selama beberapa waktu, Dewi memperhatikan cara mereka beribadah. Ia kemudian memberanikan diri untuk bertanya kepada seorang dari mereka. Sebut saja namanya Teti. 

Karena sering menyaksikan ibu-ibu muda itu beribadah, Dewi akhirnya hafal gerakan-gerakan sholat . Akan tetapi, dirinya belum memahami bacaan yang diucapkan mereka saat sholat  itu. Apa makna dan maksud doa-doa itu? 

Teti tidak langsung menjelaskan secara panjang lebar. Beberapa hari kemudian, barulah dia meminjamkan sebuah buku tuntunan sholat  kepada Dewi. Instruktur senam itu menerimanya dengan senang hati. Tiap waktu luang, buku itu dibacanya dengan saksama.

Dewi sempat terkejut karena begitu banyak doa yang harus dihafalkan seseorang ketika melaksanakan sholat. Selain banyak, bacaannya ternyata sangat sulit. Inilah untuk pertama kalinya ia mengenal tulisan Arab. Jikapun hanya membaca tulisan Latin, itu pun masih terasa sukar. Sebab, pelafalannya sangat berbeda dengan bahasa Indonesia.

Baca juga : Studi Ungkap Muslim Amerika Sangat Dermawan

Karena penasaran, Dewi lantas meminta Teti untuk meminjamkan buku panduan sholat  itu lebih lama kepadanya. Teti mengaku, tidak masalah. Maka, pelatih senam itu semakin giat menghafal bacaan-bacaan sholat yang ditulis dengan aksara Latin.

Selain itu, terjemahannya pun juga selalu dibacanya berulang-ulang. Meskipun pada akhirnya Dewi hanya mampu menghafalkan tiga bacaan sholat , hal itu sudah membuatnya senang.

Dewi kemudian mengembalikan buku tersebut. Rekan-rekannya heran karena begitu cepat ia mengingat sebagian isi buku ini. Teti pun seperti tidak percaya. Maka, beberapa kawan kemudian menguji Dewi. Ternyata, perempuan yang saat itu non-Muslim ini hafal urutan-urutan sholat, mulai dari takbiratul ihram hingga salam.

Namun, Dewi ketika itu sekadar memperha tikan rekan-rekannya sholat. Belum sampai diri nya mempraktikan ritual Islam itu. Dalam hatinya, tersimpan keinginan untuk segera mencari seorang guru mengaji yang bisa mengajarkannya.     

Dewi pulang ke rumah. Kepada asisten rumah tangganya, ia meminta untuk dicarikan seorang ustadz yang bisa mengajarkannya sholat .Beberapa hari kemudian, ustadz yang dimaksud datang ke rumahnya. Tidak perlu waktu lama baginya untuk lancar melaksanakan sholat. Bahkan, semakin banyak bacaan doa yang berhasil dihafalkannya. 

Sang ustadz pun menyarankannya untuk belajar lebih lanjut, yakni mengaji Alquran. Untuk itu, dirinya harus mulai dari menamatkan enam jilid buku Iqra. Dewi setuju, untuk kemudian melanjutkan pelajarannya.      

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement