REPUBLIKA.CO.ID,SACRAMENTO --- Para siswa Muslim yang sekolah di negara bagian California, Amerika Serikat, rata-rata pernah mengalami intimidasi berbasis agama. Berdasarkan dara Dewan Hubungan Amerika-Islam California (CAIR-CA) menyebutkan bahwa sekitar setengah dari siswa Muslim di kelas 5 sampai 12 mengalami intimidasi berbasis agama, yang lebih dari dua kali lipat tingkat statistik nasional, di mana 20 persen anak-anak AS menghadapi intimidasi.
Data tersebut juga menunjukkan tingginya tingkat siswa yang merasa tidak aman, tidak diinginkan, atau tidak nyaman di sekolah karena identitas Muslim mereka.
“Diskriminasi dan intimidasi pelecehan Islamofobia terus menjadi masalah nyata yang dihadapi siswa Muslim setiap hari,” kata CEO CAIR-California, Hussam Ayloush, seperti dilansir The Daily Journal pada Selasa (2/11).
Survei berjudul “CAIR-California's 2021 Bullying Report: Examining Islamophobia in California Schools,” didasarkan pada temuan dari survei di seluruh negara bagian terhadap 708 siswa Muslim berusia antara 11 dan 18 tahun dari pertengahan 2018 hingga akhir 2020.
Dalam periode satu setengah tahun sebelum pandemi, 47 persen siswa Muslim melaporkan menjadi korban bullying berbasis agama. Itu meningkat 7 persen dari tahun 2016 hingga 2018. Sepertiga siswa yang mengenakan jilbab juga melaporkan bahwa jilbab mereka ditarik atau disentuh secara menyinggung.
Dan hampir satu dari setiap empat siswa Muslim melaporkan bahwa mereka memperoleh komentar yang menyinggung tentang Islam yang dilakukan oleh seorang guru, administrator, atau petugas sekolah lainnya.
“Bentuk kebencian dan pelecehan ini tidak terjadi dalam ruang hampa dan tentu saja tidak terbatas di California,” kata Ayloush.