REPUBLIKA.CO.ID,GAZA – Kepala Biro Politik Hamas Bidang Luar Negeri, Khaled Meshaal, menyerukan agar masalah Masjid Al-Aqsa diinternasionalkan. Hal ini untuk meningkatkan kesadaran di antara para pembuat keputusan kunci global tentang serangan Israel terhadap Masjid Al-Aqsa.
Dilansir di Middle East Monitor, Jumat (29/10), dia menyebut bahwa pihaknya bisa menempatkan masalah Masjid Al-Aqsha di atas agenda internasional jika para pemimpin global dapat menempatkannya di atas agenda perlawanan Palestina, agenda rakyat Palestina, dan agenda pemerintah negara-negara Muslim.
Sebab, kata dia, Israel tidak pernah merasa malu untuk mempromosikan perang dengan justifikasi agama. “Mengapa kita harus merasa malu untuk menyatakan bahwa Masjid Al Aqsa adalah fokus perjuangan kita dengan pendudukan Israel?" kata Meshaal.
Pejabat senior Hamas itu juga menyerukan perlawanan nyata dan virtual untuk mengalihkan perhatian Israel dari Al-Aqsa. Menurut dia hal itu adalah cara terbaik untuk melindungi Masjid Al-Aqsa dari gempuran Israel. "Paling tidak karena pemerintah yang menormalkan hubungan dengan entitas Zionis menyalahgunakan Masjid Al-Aqsa," ujar dia.
Meshaal menunjukkan bahwa otoritas pendudukan Israel berpacu dengan waktu untuk melakukan Yahudisasi Masjid Al-Aqsa melalui apa yang disebut kelompok Temple Mount. Hal itu dinilai bertujuan untuk menghancurkan masjid dan membangun sebuah kuil di tempatnya.
Israel, kata dia, memaksakan pembagian spasial dan temporal di Suaka Mulia Al Aqsa dengan perlahan tapi pasti. Mereka mengeksploitasi sikap lemah yang diambil oleh kepemimpinan Palestina dan keasyikan bangsa dengan luka-lukanya untuk memaksakan kedaulatan mereka atas Al-Aqsa.