Jumat 22 Oct 2021 11:40 WIB

50% Anak di Timteng dan Afrika Utara Alami Pelecehan Daring

Pandemi memicu peningkatan eksploitasi seksual anak.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
50% Anak di Timteng dan Afrika Utara Alami Pelecehan Daring. Pelecehan seksual anak (ilustrasi).
Foto:

Di negara-negara Arab, hampir satu dari dua responden (44 persen) dari Timur Tengah dan Afrika Utara yang disurvei melaporkan telah mengalami pelecehan seksual daring di masa kanak-kanak. Ini termasuk secara global, 57 persen perempuan dan 48 persen responden laki-laki telah melaporkan setidaknya satu kasus pelecehan seksual.

Data juga menyebut 57 persen responden penyandang cacat mengalami kerugian seksual daring dibandingkan dengan 48 persen responden non-cacat. Lebih dari satu dari tiga responden (34 persen) diminta melakukan sesuatu yang eksplisit secara seksual secara daring yang membuat mereka tidak nyaman selama masa kanak-kanak mereka.

Media sosial 'pedang bermata dua' untuk anak-anak

Direktur eksekutif WeProtect Global Alliance, Drennan menggambarkan internet dan media sosial sebagai pedang bermata dua bagi anak-anak. Platform ini menyediakan tempat penting untuk belajar dan juga digunakan untuk memfasilitasi pelecehan seksual terhadap anak-anak.

“Pelecehan semacam ini dapat mengambil banyak bentuk, dari aksi langsung hingga penyebaran video pelecehan atau siaran langsung,” ujarnya.

Sebuah studi kasus dalam laporan tersebut mengungkapkan kisah kehidupan nyata dari seorang gadis 10 tahun, Olivia, yang dilecehkan secara daring. Dia didekati melalui aplikasi gim pada awalnya, sebelum didorong ke ruang obrolan daring yang lebih pribadi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement