REPUBLIKA.CO.ID,RAMALLAH -- Palestina pada Sabtu (9/10) mendesak pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk tidak menghadiri upacara Yudaisasi yang dijadwalkan pada Senin (11/10), di tanah pemakaman Islam di Yerusalem Timur yang diduduki. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan, kelompok Zionis Amerika berencana untuk mengadakan upacara Yudaisasi di tanah pemakaman Ma'man Allah di Yerusalem.
"Kami mendesak pemerintah AS saat ini untuk tidak mengirim pejabatnya menghadiri perayaan buruk yang bertentangan dengan kebijakan AS mengenai masa depan kota Yerusalem," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Palestina, dilansir Anadolu Agency, Ahad (10/10).
Sejumlah pejabat era mantan Presiden AS Donald Trump, termasuk mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, akan berpartisipasi dalam acara tersebut.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan, upacara itu adalah bagian dari rencana Israel untuk melakukan Yudaisasi Yerusalem. Upacara itu juga bertujuan untuk mengubah landmark peradaban dan identitas Arab-Palestina.
"Upacara itu sebagai serangan provokatif terhadap pemakaman Islam yang bersejarah, dan pelanggaran yang sangat mencolok terhadap hukum dan norma internasional," kata Kementerian Luar Negeri Palestina.
Ma'man Allah adalah kuburan tertua, terbesar, dan paling terkenal di Yerusalem. Pihak berwenang Israel telah membangun fasilitas wisata dan bangunan lain di bagian pemakaman, termasuk Museum Toleransi.
Israel menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel 1967, dan mencaplok seluruh Yerusalem pada 1980. Pencaplolakan tersebut tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.