Kamis 07 Oct 2021 15:21 WIB

Pengamat: Kepemimpinan NU Lekat dengan Politik Praktis

Kepemimpinan Said Aqil Siroj tunjukkan karakter tegas NU.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Pengamat: Kepemimpinan NU Lekat dengan Politik Praktis. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj.
Foto:

Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) ini mengungkapkan survei aspirasi regenerasi kepemimpinan PBNU yang dilakukan pada 23 Maret-5 April dengan 1.200 responden. Dari 30,2 persen total responden yang berasal dari segmen masyarakat yang memiliki kedekatan dengan NU, calon ketua umum PBNU yang didukung warga Nahdliyyin di posisi pertama adalah KH Marzuki Mustamar (Ketua PWNU Jawa Timur) dengan dukungan 24,7 persen.

Posisi itu disusul oleh KH Hasan Mutawakkil Alallah dengan 22,2 persen. Kemudian KH Said Aqil Siroj dengan 14,8 persen, lalu KH Bahaudin Nursalim atau Gus Baha dengan 12,4 persen, dan KH Yahya Cholil Staquf 3,7 persen.

Sementara itu untuk tiga posisi selanjutnya yang memiliki jumlah presentase sama 1,2 persen adalah KH Marsudi Syuhud, KH Ahmad Fahrur Rozi Burhan, dan KH Ali Maschan Moesa. Sementara responden yang tidak tahu dan tidak jawab sebanyak 18,5 persen.

“Dari temuan itu, angka-angka dukungan warga Nahdliyyin terhadap nama-nama tokoh dalam survei ini dipengaruhi oleh terbukanya dukungan warga Nahdliyyin dari basis wilayah Jawa Timur sehingga membuat dua nama kiai senior asal Jawa Timur di dua posisi atas,” ucap dia.

Meskipun tidak menempatkan urutas atas, KH Said Aqil Siroj dinilai masih populer dan usulan namanya muncul merata dari berbagai wilayah. Umam menyoroti beberapa nama baru yang dipengaruhi oleh kuatnya aspirasi regenerasi kepemimpinan. Misal, Gus Baha terhadap komitmennya dalam penguatan tradisi intelektuan pesantren.

“Terlepas dari pandangan, saran dan masukan dari para kiai sepuh dan kiai khas NU, utamanya yang tergabung dalam majelis Ahlul Halli Wal Aqdli, dinamika dukungan kekuatan politik terhadap nama-nama tersebut juga akan menentukan nama-nama calon ketua umum PBNU potensial karena dipilih oleh PWNU dan PCNU di Muktamar mendatang,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement