REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG--Kondisi pandemi yang berkepanjangan sangat dirasakan sekali dampaknya dalam berbagai sektor kehidupan, terutama para pelaku usaha kecil menengah. Selama pandemi, penghasilanpara pelaku UMKM ini turun drastis hingga 50-70 persen bahkan tidak sedikit yang harus gulung tikar. Hal ini dirasakan langsung Marini, pedagang makanan.
Ia mengatakan bahwa selama pandemi, ia dan suaminya tidak sempat lagi menabung karena semua omset yang masuk dari hasil berjualan habis untuk modal dan kebutuhan sehari-hari. Padahal berjualanmakanan inilah satu-satunya mata pencaharian mereka. Dampak yang sama juga dirasakan oleh Mbah Umi, pedagang nasi uduk dan lontong sayur. Ia tidak dapat membuka lapak setiap hari dan terpaksa mengurangi jatah porsi jualannya karena modal yangterkumpul hanya sedikit, kisaran Rp 150.000-200.000 per hari. Karena itu, Rumah Zakat Lampung memberikan bantuan usaha kepada pelaku UMKM terdampak pandemi di Kelurahan Gunung Sulah Bandar Lampung, Jumat (24/9).
Selain Marini dan Mbah Umi, ada 4 penerima manfaat bantuan modal UMKM lain, yaitu pedagang nasiurap, depot isi ulang air minum, warung klontong, dan pedagang gorengan. Total penyaluran bantuan UMKM yang telah disalurkan sebanyak 6 penerima manfaat. Ezza Tania, program executor Rumah Zakat mengatakan penyaluran bantuan modal untuk pelaku UMKM ini sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas dan konsistensi para pelaku usaha UMKM.“Kami melihat kebahagiaan di raut wajah para penerima manfaat ini. Mereka sangat bersyukur atas bantuan yang diberikan dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga bantuan UMKM dapat terus digulirkan dan bertambah jumlah PMnya,” ucap Ezza.