Jumat 24 Sep 2021 04:50 WIB

Naskah Khutbah Jumat: Keikhlasan

Allah memerintahkan kepada kita untuk beribadah kepada-Nya dengan penuh keikhlasan.

Naskah Khutbah Jumat: Keikhlasan
Foto:

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah,

Allah memerintahkan kepada kita untuk beribadah kepada-Nya dengan penuh keikhlasan dan beramal semata-mata mengharap ridha Allah semata.

Allah Berfirman dalam (QS Al Bayyinah 98: 5)

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan/mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.

Begitu pula dalam QS Al An’am 6: 162, Allah Berfirman

قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

Hanya dengan keikhlasanlah semua amal ibadah akan diterima oleh Allah SWT. Seorang mukhlish tidak akan pernah sombong kalau berhasil, tidak putus asa kalau gagal.

Orang yang ikhlas akan selalu bersemangat dalam beramal. Pujian tidak membuat dia terbuai dan cacian tidak membuat dia mundur.

Yang dicarinya hanyalah ridha Allah semata. Tapi seseorang yang tidak ikhlas akan cepat terbuai dan lupa diri bila mendapatkan pujian dan cepat berputus asa menghadapi segala rintangan dalam perjuangan.

Namun yang kita harus selalu waspada adalah sifat riya. Apa itu riya? Ini sifat kebalikan atau lawan dari ikhlas. Riya adalah melakukan sesuatu bukan karena Allah, tapi karena ingin dipuji atau karena pamrih lainnya.

Rasulullah saw menyebut riya sebagai syirik kecil. Dan beliau paling mengkhawatirkan syirik kecil itu terjadi pada umatnya.

“Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syirik kecil” Sahabat bertanya ”Apa syirik kecil itu ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Riya.” (HR. Ahmad)

Semoga Allah meridhai setiap langkah kita agar dijauhkan dari sifat riya dan tergolong kepada umat yang ikhlas beramal.

بَارَكَ اللهُ لِي وَ لَكُمْ فِي الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ, وَ نَفَعَنِي وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاَيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ ,

 وَ تَقَبَّلَ مِنّي وَ مِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement