Jumat 17 Sep 2021 20:12 WIB

Dibalik Gagalnya Kongres Muhammadiyah pada 1941 (4-Habis)

Kongres yang diselenggarakan pada masa kolonial adalah pencapaian bagi Muhammadiyah.

Dibalik Gagalnya Kongres Muhammadiyah pada 1941 (4-Habis). Logo kongres ke-30 Muhammadiyah pada 1941. Kongres ini batal digelar tepat waktu.
Foto:

Pada Desember 1941, bulan rencananya kongres itu akan digelar, Jepang sudah mendekati Semenanjung Malaya. Tanggal 11 Januari 1942, Jepang menyerang Tarakan (Kalimantan Timur).

Sebagaimana bisa diduga, Jawa, pusatnya Hindia Belanda, tinggal menunggu waktu saja. Pada 1 Maret 1942 pasukan Jepang akhirnya mendarat di Jawa, tepatnya di Banten, sekitar 500 km dari Purwokerto. Seminggu kemudian, pasukan Jepang berhasil menguasai Purwokerto, kota yang diagendakan sebagai lokasi kongres itu.

Walaupun kongres telah dibatalkan secara resmi, HB Muhammadiyah juga berdoa agar situasi perang itu hanya sementara saja, dan keadaan kembali normal sehingga kongres Muhammadiyah dapat dilangsungkan. HB Muhammadiyah mengajak warga Muhammadiyah untuk ‘shabar dengan tidak poetoes pengharapan, moedah-moedahan dibelakang hari kita dapat langsoengkan Congres kita itoe, sebagaimana moestinja dengan menambah kebaikannja’.

Sebagaimana diketahui, harapan itu akhirnya terwujud dalam bilangan beberapa tahun saja. Pada tahun 1944, ketika Balatentara Dai Nippon berkuasa di Indonesia, Muhammadiyah kembali bisa melaksanakan kongresnya, kali ini yang ke-31, yang dikenal sebagai Muktamar Darurat. Memang kongres ini tidak seramai dan semeriah biasanya (karena hanya dihadiri oleh utusan se-Jawa saja dan Perang Dunia Kedua yang masih berkecamuk), namun sudah cukup untuk memberikan suasana berkongres bagi sebagian warga Muhammadiyah dengan segala keterbatasan yang ada akibat suasana perang. Habis.

Sumber: Majalah SM Edisi 16 Tahun 2020

Link artikel asli

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement