Selasa 07 Sep 2021 12:32 WIB

Senyum Bahagia Dhuafa Tukang Batu Terima Kepedulian BMH

Selain pemberdayaan, pendayagunaan zakat yang bersifat sosial tetap harus dijalankan.

BMH Perwakilan  Kalimantan Utara (Kaltara) menyalurkan bantuan kepada seorang tukang batu di Nunukan Tengah, Kabupaten Nunukan.
Foto: Dok BMH
BMH Perwakilan Kalimantan Utara (Kaltara) menyalurkan bantuan kepada seorang tukang batu di Nunukan Tengah, Kabupaten Nunukan.

REPUBLIKA.CO.ID, NUNUKAN -- Pendayagunaan zakat dalam manajemen yang rapi dan transparan merupakan suatu kebutuhan di tengah  kondisi pandemi saat ini. Karena itu, semua harus tersaji dalam beragam bukti dan laporan. Tidak terkecuali pendayagunaan dana zakat yang bersifat sosial (karitatif). 

“Pada dasarnya untuk pendayagunaan dana zakat yang dapat berkesinambungan berupa pemberdayaan jauh lebih ditekankan. Akan tetapi kita tidak bisa menutup mata di lapangan, selalu ada saudara kita yang memang mau tidak mau harus langsung dibantu.  Dengan kata lain, pendayagunaan zakat yang bersifat sosial atau karitatif harus tetap dijalankan,” terang Kadiv Program dan Pemberdayaan BMH Perwakilan Kalimantan  Utara (Kaltara),  M Nor Komara, Senin  (6/9). 

Komara menambahkan bahwa program ini bermaksud menghadirkan senyum kebahagian bagi para dhuafa yang jelas dan nyata layak untuk dibantu. 

“Melalui program Senyum Dhuafa, BMH Kaltara sejauh ini telah memberikan bantuan kepada mereka.  Salah satunya keluarga Bapak Maskur Sulaiman yang tinggal di Jalan Pesantren Guru Domeng, Nunukan Tengah, Kabupaten  Nunukan,  Kalimantan Utara baru-baru ini,” imbuh Komara dalam rilis yang diteirma Republika.co.id.

Bapak Maskur pun menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga atas kepedulian umat melalui BMH.

“Terima kasih banyak kepada BMH yang telah membantu dan memberikan bantuan ini untuk kami. Alhamdulillah,  semoga para donatur dan BMH, diberikan rezeki yang lapang dan keberkahan.  Maklum saya hanya tukang batu, syukur-syukur untuk makan bisa terpenuhi,” ucapnya dengan suara lirih. 

Program ini memang nampak sederhana, namun bagi mereka yang menerima, program ini merupakan jawaban dari apa yang mereka rintihkan kepada Allah Ta’ala dalam setiap kesempatan munajat mereka. 

"Saya setiap hari bekerja sebagai tukang batu atau buruh lepas, bantuan ini sangat membahagiakan saya dan keluarga. Ini pasti menjadi kesyukuran istri dan empat anak saya, sekali lagi terima kasih," ucap pria 47 tahun itu.

Kebahagiaan itu memberi indikasi kuat bahwa zakat, infak  dan sedekah benar-benar solusi bagi mereka yang membutuhkan.

“Jadi, mari kita bahagiakan saudara-saudara kita yang membutuhkan, fakir miskin dan kaum dhuafa,” tutur Komara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement