Kamis 02 Sep 2021 20:44 WIB

Ulama Asia Tenggara Sarankan Tabayun Sikapi Isu Vaksin

Ulama dari Asia Tenggara dan Australia imbau tabayun sikap isu seputar vaksin

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Ulama dari Asia Tenggara dan Australia imbau tabayun sikap isu seputar vaksin. Vaksin Covid-19 (ilustrasi)
Foto:

 

Dalam dialog tersebut dijelaskan bahwa Islam mengenalkan prinsip tabayun untuk menegakkan etika yang baik dalam menverifikasi, mengklarifikasi, dan menvalidasi informasi yang keliru. Karena itu, para ulama tersebut menyerukan praktik tabayun untuk menegakkan masyarakat yang adil dalam memberikan infromasi dari kedua sisi.

Selain menyoroti tentang penindasan Muslim Internasional, para ulama tersebut juga menyoroti tentang isu vaksin Covid-19. Menurut mereka, pandemi Covid-19 telah menciptakan lingkungan yang tidak pasti dan menimbulkan informasi keliru dalam kampanye yang menyebarkan informasi palsu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah berupaya untuk mengatasi kekeliruan informasi tentang Covid-19, seperti asal-asul virus, kemajuan vaksin, serta kualitas dan kebenaran vaksin.

Berdasarkan ilmu pengetahuan dan protokol WHO, para ulama tersebut percaya bahwa vaksin adalah solusi yang baik untuk penanganan pandemi Covid-19.

Dalam dialog tersebut, para ulama Asia Tenggara dan Australia mengapresiasi upaya pemerintah China untuk mengisi kekurangan vaksin melalui diplomasinya. Kontribusi vaksin ke berbagai pihak menjadi penyelamat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

“Per 25 Juli 2021, China telah menyumbangkan dan mengekspor setidaknya 100 juta doses vaksin Covid-19 ke lebih dari 40 negara di seluruh dunia, termasuk Malaysia, Indonesia, Mesir, dan UEA,” ujar Pimpinan Al-Khadeem Malaysia, S Hussain.

China juga telah menyumbangkan peralatan medis yang dibutuhkan untuk perawatan Covid-19 di rumah sakit di negara yang dilanda pandemi Covid-19. Sayangnya, menurut dia, retorika anti-China dan Yurisdikasi lain telah mendeskriditkan inisiatif vaksin dari China dan memperburuk keraguan vaksin, sehinga menggangu upaya pemerintah dalam menyelamatkan banyak nyawa.

 

“Sejalan dengan prinsip tabayun, kami percaya bahwa masyarakat perlu fokus pada data yang ada. Meskipun vaksin China dianggap kurang manjur, tapi vaksin tersebut dapat mengurangi risiko penyakit, rawat inap, dan kematian,” jelas Hussain.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement