Oleh : KH Abdul Muiz Ali, Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat dan Pengurus Lembaga Dakwah PBNU, dan Duta Pancasila BPIP RI
Kabar duka sering terdengar belakangan ini. Kabar kematian tersebut beragam faktor penyebabnya. Salah satunya adalah kabar kematian karena wabah.
Dahulu ketika keadaan masih normal dan dunia bebas dari pandemi global seperti Virus Covid-19, faktor-faktor kematian yang didengar beraneka macam penyebabnya seperti kecelakaan, sakit kronis, tertimpa bencana, dan sebagainya. Namun yang terjadi sekarang, penyebab kematian mendadak karena wabah justru menjadi hal yang tak asing didengar.
Kematian mendadak karena wabah sebenarnya tidak terjadi pada masa sekarang saja, melainkan sejak zaman dahulu wabah virus sudah berevolusi dan tidak sedikit diantaranya yang menyebabkan kematian massal pada umat manusia.
Contohnya nyatanya adalah virus Flu Spanyol yang pernah mengguncang Indonesia dan merenggut nyawa jutaan orang sejak Maret 1918 sampai September 1919.
Dikutip dari Arsip Nasional RI (ANRI) virus ini berhasil melumpuhkan 20 persen dari total populasi penduduk dunia. Artinya dalam konteks ini, kematian karena wabah itu merupakan hal yang memang sudah terjadi sejak dahulu.
Baca juga : KPPPA Bersama Kemenag Cegah Pernikahan Anak
Namun tak dapat dimungkiri bahwasannya tiap kejadian yang terjadi di dunia ini adalah kehendak Allah SWT. Terkadang Allah SWT menghendaki terjadinya sesuatu agar kita dapat mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi. Kematian mendadak sebenarnya bukanlah hal yang ganjil untuk terjadi, karena pada hakikatnya kematian itu adalah hal yang pasti terjadi. Semua yang bernyawa pasti akan mati, akan tetapi bila kematian yang terjadi bersifat massal maka hal tersebut perlu menjadi bahan refleksi dan mawas diri.
Jika ditinjau dari perspektif dalil, Rasulullah pernah menjelaskan bahwa kiamat sudah dekat apabila suatu kaum sudah terang-terangan melakukan perzinaan maka akan menjalar berbagai wabah dan penyakit yang tidak dikenal sebelumnya. Penjelasan ini dapat terkonfirmasi dari hadits riwayat Ibnu Majah:
يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ خَمْسٌ إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ، وَأَعُوذُ بِاللهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ: لَمْ تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ، حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا، إِلَّا فَشَا فِيهِمُ الطَّاعُونُ
Dalam hadits ini, Rasulullah SAW memberitakan kepada kita bahwa apabila umat manusia melakukan lima hal, maka mereka akan dihukum dengan lima hal. Dan kelima perbuatan itu adalah tanda-tanda semakin dekatnya hari kiamat. Pertama, apabila suatu kaum sudah terang-terangan melakukan perzinaan maka akan menjalar berbagai wabah dan penyakit yang tidak dikenal sebelumnya di kalangan mereka...(HR Ibnu Majah). Dalam hadits lain disebutkan:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، رَفَعَهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : مِنِ اقْتِرَابِ السَّاعَةِ أَنْ يُرَى الْهِلالُ قِبَلا ، فَيُقَالُ : لِلَيْلَتَيْنِ ، وَأَنْ تُتَّخَذَ الْمَسَاجِدَ طُرُقًا ، وَأَنْ يَظْهَرَ مَوْتُ الْفُجَاءَةِ
Dari Anas bin Mâlik, dia meriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW beliau SAW bersabda, “Di antara dekatnya hari kiamat, hilal akan terlihat nyata sehingga dikatakan ‘ini tanggal dua’, masjid-masjid akan dijadikan jalan-jalan, dan munculnya (banyaknya) kematian mendadak.” (HR Thabarani).