Jumat 27 Aug 2021 22:31 WIB

Jimly Harap Tokoh Nasional Lebih Akrab dengan ICMI

ICMI harus terus memperkuat nasionalisme Islam dan kebangsaan.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Subarkah
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Center for Information and Development Studies (CIDES) Ikatan Cendekiawan Muslim (ICMI) menggelar webinar nasional bertema ‘memperkuat nasionalisme dan kebangsaan untuk mewujudkan peradaban Indonesia emas 2045’, Jumat (27/8) malam. Pertemuan yang digelar secara virtual melalui Zoom dan siaran YouTube ini menghadirkan Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie, Wakil Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. 

Dalam sambutannya, Jimly menjelaskan bahwa topik yang diangkat ICMI kali ini merupakan masalah serius bagi umat Muslim maupun warga Indonesia secara umum. Dalam penjelasannya, dia menegaskan bahwa tokoh pertama pengusung konsep kebangsaan adalah Ibnu Khaldun melalui bukunya yang berjudul Muqaddimah pada 1377 M silam.     
 
“Buku ini menjelaskan faktor kesukuan, pembentuk kesolidaritas pertama suatu negara, mengaca pada sejarah perpecahan negara Islam yang diawali karena pembentukan sistem khilafah,” jelas Prof Jimly dalam sambutannya, Jumat (27/8). 
 
“Salah satu peringatan yang disampaikan Ibnu Khaldun adalah, ‘Semakin luas kewilayahan suatu negeri, maka potensi perpecahannya juga akan semakin tinggi’,” sambungnya. 
 
"Pemikiran ini yang selanjutnya dikembangkan lebih mendalam oleh negara-negara barat, menjadi rujukan terbentuknya Perjanjian Westphalia yang mengakhiri peperangan dan perebutan wilayah negara-negara yang terpecah-belah selama 30 tahun," jelas Jimly.
 
Dia kemudia menambahkan bahwa setelah itu muncul filsafat sistem negara bangsa menjadi semakin berkembang di seluruh dunia.
“Namun perlu diingat bahwa pengusung pertamanya tetap Ibnu Khaldun, bukan negara Barat,” tegasnya.
 
Sebelum mengakhiri sambutannya, Ketum ICMI itu berharap tokoh-tokoh nasional Indonesia dapat lebih akrab dengan ICMI agar dapat membantu memajukan gerakan intelektual Muslim yang selama ini dikampanyekan ICMI.  
 
“Yang hadir ini adalah tokoh-tokoh Icmi yang sangat penting, orang besar semua, dan kita berharap sampai Mukhtamar ICMI Desember nanti, beliau-beliau ini dapat membantu memajukan gerakan intelektual yang digagas ICMI. Apalagi mereka adalah tokoh tokoh nasional yang dipertimbangkan menjadi capres oleh karena itu mestinya mereka-mereka ini lah yang akan memimpin ICMI di masa depan,” ujarnya.
 
“Diskusi kita ini diharapkan dapat semakin menguatkan konsep Indonesia sebagai negara kebangsaan,” sambungnya. 
 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement