REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel mengatakan akan melonggarkan pembatasan komersial di Jalur Gaza dan memperluas masuknya barang ke kantong Palestina setelah beberapa hari ketegangan meningkat. Pengumuman itu muncul setelah ratusan warga Palestina melakukan unjuk rasa di dekat perbatasan Israel, Rabu (25/8).
Dalam unjuk rasa tersebut, Palestina menyerukan Israel menurunkan blokade yang melumpuhkan beberapa hari setelah pertemuan serupa berakhir dengan bentrokan mematikan dengan tentara Israel. Hamas mencegah massa mendekati penghalang. Protes berakhir tanpa pengulangan bentrokan intens seperti pada Sabtu lalu yang menewaskan satu warga Palestina dan seorang polisi perbatasan Israel terluka parah setelah ditembak dari jarak dekat.
Badan kementerian pertahanan yang bertanggung jawab atas penyeberangan Israel dengan wilayah Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu malam akan meningkatkan impor kendaraan, barang dan peralatan baru untuk proyek-proyek sipil di Jalur Gaza. Selain itu, mengeluarkan lebih banyak izin bagi pengusaha Gaza untuk memasuki Israel mulai Kamis ini.
"Pelonggaran pembatasan akan bergantung pada pelestarian keamanan kawasan yang berkelanjutan dan dapat diperluas lebih lanjut jika situasi perbatasan membaik," kata badan tersebut, yang dikenal sebagai COGAT, dilansir di Al Arabiya, Kamis (26/8).
Para pejabat Hamas mengatakan Mesir juga akan membuka kembali sebagian penyeberangan perbatasan utamanya dengan Jalur Gaza mulai Kamis ini. Mesir telah berusaha menengahi gencatan senjata jangka panjang antara pihak musuh sejak perang 11 hari Mei yang menewaskan sekitar 260 warga Palestina dan 13 orang di Israel.
Israel dan Hamas telah berperang empat kali dan banyak bentrokan sejak 2007. Saat itu, kelompok militan merebut kekuasaan di Gaza dalam kudeta bersenjata menyusul kemenangannya dalam pemilihan Palestina. Israel dan Mesir memberlakukan blokade yang menghancurkan sejak Hamas mengambil alih. Mmenurut Israel, blokade diperlukan untuk mencegah Hamas mempersenjatai diri kembali.