Kamis 19 Aug 2021 19:59 WIB

Kurang Dana, Masjid Christchurch tak Mampu Bayar Imam 

Imam masjid kini bekerja secara sukarela.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Kurang Dana, Masjid Christchurch tak Mampu Bayar Imam. Imam Masjid Al Noor Gamal Fouda menyambut anggota klub motor Tu Tangata di masjid tersebut di Christchurch, Selandia Baru.
Foto:

Seperti halnya orang yang kehilangan pekerjaan, Fouda tengah berusaha mencari sumber pendapatan lain. “Saya masih imam, tapi sukarela,” ujar dia.

Menurut dia, beberapa tahun terakhir masjid sangat sibuk sehingga panitia gagal memperhatikan dana yang makin menipis. “Masjid bergantung pada sumbangan orang. Mereka tidak memiliki pendapatan yang stabil,” ujarnya.

Fouda sedang dalam proses mendapatkan kembali pendaftaran mengajar yang berakhir setelah dia pindah dari Manawatu ke Christchurch untuk mengambil peran sebagai imam bayaran pada Maret 2016. Dia telah bekerja sebagai imam selama 21 tahun tapi tidak selalu penuh waktu.

Sebelumnya, Fouda merupakan seorang guru di sekolah dasar dan anak usia dini setelah memperoleh gelar pengajaran utama dari Universitas Otago pada 2009. Dia telah memperoleh sertifikasi halal untuk bekerja sebagai penasihat agama untuk sektor industri primer sementara dia menyelesaikan 12 pekan kualifikasi penyegaran yang diperlukan untuk pendaftaran guru.

Dia berharap mendapat lebih banyak peringatan sehingga dia bisa mulai mendapatkan kembali pendaftarannya lebih awal. Tidak jarang para imam menjadi sukarelawan di beberapa masjid. Selain menjadi imam, para relawan juga akan membantu dengan khutbah seperti yang dilakukan oleh Imam Pusat Islam Linwood Abdul Lateef yang tidak dibayar. 

https://www.stuff.co.nz/national/126099976/cashstrapped-christchurch-mosque-cant-afford-to-pay-imam

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement