REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Sohail Hussain adalah pria Muslim yang taat. Dibandingkan pergi clubbing atau minum, dia memilih menghabiskan waktunya untuk modifikasi mobil. Bagi Hussain, mobil bisa menjadi wadah untuk berinvestasi.
Dia merupakan salah satu dari tiga aktor yang membintangi Peaceophobia, karya dari perusahaan teater kolaboratif Common Wealth and Fuel yang menjalin cerita tentang Islam, iman, dan budaya mobil.
Terletak di sebuah tempat parkir di Bradford, tiga pengemudi, yaitu Casper Ahmed, Mohammad Ali Yunis, dan Hussain mengobrol tentang piston.
Setiap aktor mempunyai latar belakang yang berbeda. Ali pernah dikira pengedar narkoba karena mobilnya, Casper dilecehkan saat dia bekerja sebagai penjaga pintu, dan Hussein disebut tidak seperti orang Asia lain.
Drama tersebut berasal dari Speakers' Corner, sebuah ruang politik yang aman di Bradford di mana sekelompok anak muda Muslim berupaya untuk menghilangkan stigma terhadap mobil dan Islam.
Awalnya kelompok ini mengadakan reli mobil di pusat kota Bradfor, tempat para penggemar mobil berkumpul. Setelah sukses, Common Wealth memutuskan untuk mengeksplorasi budaya itu.
Para aktor yang semuanya memiliki pekerjaan harian, menyumbangkan kisah kehidupan nyata yang berhasil masuk ke dalam drama. Sementara enam wanita dari Speakers' Corner juga berperan sebagai co-sutradara bersama Evie Manning.
Selain Manning, orang lain yang berperan adalah Iram Rehmen. Dia membongkar beberapa stereotip yang sudah ada tentang populasi Asia Bradford, 20 persen dari penduduk kota.
“Karena kerusuhan Bradford, ada banyak stigma di sekitar pria Muslim. Misal, melakukan kekerasan dan tidak memiliki hak suara,” kata Rehmen.
Dikutip The Guardian, Kamis (12/8), Ahmed yang berasal dari London selatan, menghabiskan waktu dengan tiga aktor utama dan mendengarkan cerita mereka sehingga dia bisa memberikan pandangan lebih tentang pengalaman pria Muslim. Mulai dari rasisme dan fanatisme agama hingga pelecehan dan kekerasan jalanan.
Manning mengatakan dedikasi dan keterampilan yang mereka curahkan untuk mobil bisa membuat ketidakpercayaan pada pria Asia memudar sejak tahun 2001.
“Ini sangat kreatif. Saat mereka melihat mobil orang lain, mereka menghargainya sebagai seni karena mereka tahu berapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan,” ujar dia.
Ali yang mendirikan Bradford Modified Club mengadakan pertemuan untuk para pecinta mobil. Sejak Covid-19, penangkapan dan pemberhentian dengan alasan rasis makin banyak terjadi. Diperkirakan, dia telah dihentikan lebih dari sepuluh kali dalam dua bulan terakhir dan membayar denda ratusan poundsterling.
Kemarahan dan ketegangan itu mulai terjadi sejak awal 1980-an hingga kerusuhan Manningham pada 1995. Common Wealth telah membangun reputasi untuk pekerjaan mereka dan berusaha mengungkapkan kebenarannya.
Terlepas dari itu semua, Manning menyebut Peacephobia adalah karya tentang masalah universal yang disalahpahami. Untuk mengubah semua persepsi itulah yang menjadi salah satu alasan Hussain bergabung.
“Saya hanya ingin orang-orang memahami. Banyak orang yang melihat mobil mengira pengemudi atau di dalamnya pengedar narkoba atau orang tidak baik,” ujar dia.
Sumber: guardian