Rabu 11 Aug 2021 14:20 WIB

DPD: Tahun Baru Islam Momentum Kebangkitan Ekonomi Umat 

Pertumbuhan ekonomi sangat tergantung oleh kebijakan yang diambil.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Sejumlah warga saat melaksanakan pawai obor di kawasan Cipayung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (9/8). Pawai obor tersebut dilakukan dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 Hijriah. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah warga saat melaksanakan pawai obor di kawasan Cipayung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (9/8). Pawai obor tersebut dilakukan dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 Hijriah. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPD RI, Mahyudin, dampak pandemi covid-19 sangat dirasakan oleh masyarakat di seluruh lapisan, baik dari kelas atas sampai ekonomi ke bawah. Bagaimana tidak, per tanggal 7 agustus, kematian akibat covid masih di 1.700/hari, sehingga harus mengedepankan kesehatan agar bisa menekan kasus jumlah kasus Covid-19.

Namun untuk triwulan 2021, Pertumbuhan Ekonomi Nasional berdasarkan data Statistik 5 Agustus 2021, Produk Domestik Bruto (PDB) Ekonomi Indonesia Triwulan 2-2021 tumbuh 7,07 persen (y-on-y), secara akumulatif 3,31 persen (q-to-q) dan bidang yang paling tinggi angka pertumbuhannya di bidang Perdagangan dengan angka 9,44 persen.

Sementara Data Pusat Statistik Kalimantan Timur, tertanggal 5 Agustus 2021 juga mencatat bahwa Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) secara y-on-y naik 5,76 persen dibanding dengan tahun lalu di -1,38 persen. Anggota DPD asal Kaltim menilai, pertumbuhan ini menjadi berita baik bagi pemerintah maupun masyarakat Kalimantan Timur. 

Khusus peningkatan kinerja ekonomi di bidang jasa kesehatan dan kegiatan sosial naik 17,21 persen. "Ini yang patut di perhatikan mengingat bidang jasa kesehatan dan kegiatan sosial merupakan aktifitas yang rentan untuk melanggar protokol Kesehatan, mengingat Kalimantan timur masuk dalam kategori PPKM level 4," kata Mahyudin, dalam siaran pers yang diterima republika.co.id, Rabu (11/8).

Namun Mahyudin mengingatkan, dengan adanya pelonggaran karena pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan ke 2, dikawatirkan pada tirwulan ke 3 dengan PPKM level 4, kemungkinan akan kembali terjadi penurunan. Sehingga pertumbuhan ini sangat tergantung oleh kebijakan yang diambil. Selain itu ketersedian vaksin menjadi persoalan untuk mempercepat vaksinasi hingga mempercepat tercapai kekebalan kelompok atau Herd Immunity.

Mahyudin mengingatkan, kondisi ekonomi ditengah dampak Covid menjadi satu kasus yang masih krusial, dimana masyarakat bawah menjerit karena makin beratnya kondisi ekonomi. Sehingga masyarakat menjadi kuatir pada kondisi yang tidak pasti ini.  Karena itu, dalam menyambut Tahun baru Islam, Mahyudin menyarankan, pemerintah dan stakeholder terkait memperhatikan beberapa hal agar situasi tidak semakin rumit. 

Ia meminta agar angka kematian bisa di tekan dengan memastikan prasarana kesehatan yang memadai dari daerah-daerah. "Sehingga semua lapisan masyarakat mendapat pelayanan kesehatan baik masyarakat di kota, pedesaan bahkan masyarakat perbatasan," ujar dia.

Para pelaku UMKM, lanjut dia, diharapkan bisa diberi ruang berkreasi selama pandemi, namun tetap mengedepankan protokol kesehatan yang berlaku. Memastikan dana bantuan sosial (bansos) layak dan tepat sasaran untuk masyarakat yang terkena dampak juga penting, sehingga bisa mengurangi beban masyarakat yang sangat menjerit dengan kondisi ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement