Selasa 10 Aug 2021 20:47 WIB

Keluarga adalah Tempat Pengasuhan Lansia Paling Ideal

Perawatan lansia semestinya menjadi tanggung jawab anak

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Perawatan lansia semestinya menjadi tanggung jawab anak. Ilustrasi lansia
Foto: ANTARA/Gusti Tanati
Perawatan lansia semestinya menjadi tanggung jawab anak. Ilustrasi lansia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Jumlah orang lanjut usia (lansia) akan semakin bertambah banyak di Indonesia. Indonesia yang sekarang menikmati bonus demografi, sebetulnya harus bersiap karena akhir dari bonus demografi adalah periode populasi lansia yang tinggi.

Hal tersebut disampaikan Koordinator Divisi Pelayanan Kelompok Marginal dan Masyarakat Adat Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Herni Ramdlaningrum, saat menjadi narasumber Peluncuran dan Dikusi Video Edukasi bertema "Menjadi Lansia Sejahtera, Mandiri dan Bermartabat" Program Gerakan Nasional Revolusi Mental yang digelar MPS PP Muhamamdiyah, Selasa (10/8). 

Baca Juga

"Berdasarkan data BPS yang dioleh berbagai pihak, pada 2050 kita (Indonesia) akan memiliki kurang lebih 25 persen lansia di seluruh Indonesia, jadi satu per empat dari total populasi adalah lansia," kata Herni dalam diskusi, Selasa (10/8). Herni juga menjelaskan bagaimana perawatan lansia yang dianggap ideal.

Menurutnya, perawatan dilakukan di rumah bersama anak dan cucu. Karena anak dianggap sebagai tempat bergantung ketika mereka sudah tua dan tidak sanggup hidup sendiri, baik karena alasan ekonomi maupun alasan kesehatan. 

Dia menerangkan, pola perawatan dipengaruhi status tinggal dan lansia paling banyak tinggal bersama anak dan cucu. Namun sayangnya, sebesar 44 persen lansia hidup dalam rumah tangga 40 persen ekonomi terbawah.

Menurutnya, peran masyarakat untuk perawatan lansia lebih kepada lansia yang tinggal sendiri. "Perawatan yang diberikan masih terbatas pada pemenuhan konsumsi lansia dan asistensi ke layanan kesehatan dan belum menyasar ke kebutuhan lainnya seperti tempat tinggal," ujarnya. 

Herni mengatakan, perawatan lansia di lembaga kesejahteraan sosial belum menjadi pilihan bagi masyarakat. Pilihan perawatan lansia di panti atau rumah perawatan lansia masih dipengaruhi budaya dan perspektif negatif dari masyarakat. 

Padahal saat ini rumah perawatan lansia telah banyak dikembangkan oleh pihak swasta untuk dikomersialisasi dengan fasilitas yang sangat memadai. Perawatan lansia dengan dimensia atau alzheimer masih belum dipandang sebagai suatu masalah dan belum ada perlakuan khusus dari keluarga atau masyarakat akibat dari kurangnya pengetahuan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement