Kamis 22 Jul 2021 01:25 WIB

Jutaan Muslim Afrika Idul Adha dalam Suasana Lockdown

Para Muslim di Afrika sholat dan merayakan Idul Adha dari rumah karena lockdown

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Christiyaningsih
Ilustrasi Muslim Afrika
Foto: EPA/JON HRUSA
Ilustrasi Muslim Afrika

REPUBLIKA.CO.ID, KIGALI — Jutaan umat Muslim di Afrika mulai merayakan Idul Adha di bawah suasana pembatasan ketat virus corona. Mereka juga dilarang untuk melakukan sholat berjamaah di masjid di beberapa negara.

“Kami sholat di rumah dan menikmati Idul Adha kami di rumah,” kata Shukuru Ruyondo, seorang profesional Muslim yang tinggal di ibu kota Rwanda, Kigali, dilansir Anadolu Agency pada Rabu (21/7).

Baca Juga

Kondisi tersebut membuat Ruyondo merindukan tradisi Muslim mengunjungi kerabat selama liburan. “Tetap di dalam rumah adalah bagian dari pengorbanan yang kami lakukan agar kami dapat bertemu lagi di masa depan sebagai keluarga tanpa kehilangan nyawa karena Covid-19,” kata Ruyondo setelah memimpin keluarga kecilnya dalam doa di rumah.

Pekan lalu, pihak berwenang Rwanda memberlakukan lockdown di Kigali dan delapan distrik lainnya selama 10 hari mulai 17 Juli.

Idul Adha, yang menandai berakhirnya ibadah haji tahunan, biasanya dirayakan dengan pesta dan pertemuan di siang hari. Dalam keadaan normal, umat Islam sering mengundang satu sama lain untuk berpesta dan merayakan di rumah mereka setelah sholat subuh berjamaah.

“Saya berdoa di rumah dan kemudian terhubung dengan keluarga saya yang tinggal di Johannesburg dan Belanda,” ujar Abdullahi Ali Hassan, seorang mahasiswa doktoral di Universitas Cape Town dan seorang pemimpin masyarakat setempat.

Dia mengatakan rindu sholat berjamaah dan bertemu dengan teman-teman. Dia senang teknologi telah memungkinkannya untuk terhubung dengan mereka yang berada di luar jangkauan.

Beberapa Muslim di Afrika Selatan di bawah lockdown ketat merayakan liburan pada Selasa, sementara yang lain merayakannya pada Rabu. Para pemimpin Muslim di negara itu, termasuk Imam Rashid Omar dari Masjid Claremont Main Road di Cape Town, telah menawarkan video khotbah dan mendorong anggota masyarakat untuk mematuhi pembatasan Covid-19.

"Kita harus menerima kenyataan bahwa kita hidup di zaman yang luar biasa dan menyesuaikan diri untuk melakukan berbagai hal sesuai dengan kenyataan baru," kata peneliti Mustafa Mheta yang berbasis di Johannesburg.

Mheta yang merayakan Idul Adha pada Rabu mengatakan dia juga senang komunikasi virtual sangat berguna di era Covid-19. Hal ini memungkinkan orang untuk tetap berhubungan meskipun ada jarak.

"Saya mengikuti sholat Idul Adha di TV langsung dari Makkah dan meskipun masjid kami ditutup di sini di Uganda, saya bisa sholat bersama," ujar Musa Namugo, seorang pedagang di ibu kota Kampala, mengatakan kepada Anadolu Agency melalui telepon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement