Rabu 21 Jul 2021 17:57 WIB

Konsep Minuman Non-Alkohol Membingungkan Muslim Australia

Minuman non-alkohol dimaksudkan untuk meniru rasa alkohol.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Beberapa Muslimah yang tinggal di Australia.
Foto:

Menurut Pusat Penelitian Kebijakan Alkohol di Universitas La Trobe, jumlah orang Australia berusia 18-24 tahun yang tidak minum meningkat dua kali lipat dalam 20 tahun terakhir. Melihat hal ini, tidak mengherankan apabila pertumbuhan kategori minuman non-alkohol melebihi minuman beralkohol.

Analisis Pasar Minuman IWSR menunjukkan volume minuman rendah dan tanpa alkohol tumbuh sebesar 2,9 persen pada 2020. Sementara minuman reguler alkohol mengalami sedikit penurunan volume.

Munculnya minuman tanpa alkohol justru menciptakan teka-teki bagi banyak anak muda Muslim. Menurut Food Standards Australia, produsen dapat memberi label produk mereka sebagai "non-alkohol" jika memiliki kadar alkohol kurang dari 0,5 persen berdasarkan volume.

Meski minuman dengan alkohol 0,5 persen mungkin diberi label tidak memabukkan oleh Standar Makanan Australia Selandia Baru, Islam, seperti banyak agama lain, memiliki aturan yang lebih ketat untuk konsumsi makanan dan minuman. 

"Alquran menjelaskan berbagai kategori makanan, dan alkohol termasuk dalam kategori yang dilarang karena berbahaya bagi tubuh, dan apa yang berbahaya bagi tubuh berbahaya bagi jiwa," kata Bushra Nasir dari Muslim Down Under.

Menurutnya, minuman yang mengandung 0,5 persen alkohol ini seperti memasak daging dalam panci yang baru saja digunakan untuk menyiapkan daging babi. Meskipun populer di antara banyak orang Australia yang mengurangi konsumsi alkohol mereka, bir tanpa alkohol, anggur, dan minuman beralkohol jarang dipasarkan untuk orang-orang yang belum pernah minum sebelumnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement