Senin 19 Jul 2021 06:31 WIB

Wapres: Kita Ingin Idul Adha tak Jadi Klaster Baru Covid-19

Ormas-ormas Islam sepakat penyelenggaraan shalat Idul Adha dilakukan di rumah.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nidia Zuraya
 Wakil Presiden Maruf Amin
Foto:

Sejalan dengan Wapres, Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla (JK) menyampaikan tingkat penularan saat ini menjadi jauh lebih tinggi dengan adanya Covid-19 varian delta yang bermutasi saat ini, dibandingkan dengan tahun lalu yakni varian alfa.

Sehingga, ia mengingatkan pemerintah dan seluruh masyarakat pun harus lebih meningkatkan kehati-hatian dalam melaksanakan setiap aktivitas. JK juga mengimbau agar pelaksanaan ibadah Idul Adha dapat dilaksanakan di rumah dengan keluarga yang berdomisili di rumah yang sama.

“Sebenarnya tidak ada yang hilang karena fungsi-fungsi (ibadah di) masjid, atau apa yang kita lakukan di masjid, salat, berdoa, berdzikir semua bisa dilakukan di rumah. Jadi sebenarnya tidak ada yang hilang dari ibadah kita. Jadi tidak perlu dikhawatirkan masalah ibadah. Hanya masalah kekhawatiran adanya penularan-penularan. Dan dari segi agama itu juga harus kita jaga supaya tidak menimbulkan (bahaya)," ungkap JK.

“Jadi apa yang disampaikan tadi oleh Bapak Wapres saya kira tentu kita taati dengan prioritas-prioritas yang kita setujui. Prioritas ibadah tetap dilakukan, prioritas keselamatan umat tetap kita harus jaga dengan betul,” tambahnya.

Ketua Umum MUI Miftachul Akhyar, juga menyampaikan dukungannya akan penegasan sikap bersama ini. Ia pun berharap agak kesepakatan yang dihasilkan nantinya dapat mengayomi seluruh umat Islam di Indonesia dan tidak menjadikan daerah di luar zona-zona merah menjadi daerah risiko baru.

“Kami ingin bagaimana keputusan nantinya bisa menghimpun semua, bisa mengayomi semua. Kita tahu bahwa hampir semua sudah zona merah tapi ada beberapa yang belum merah, mudah-mudahan tidak merah, bahkan mungkin ada zona yang masih hijau,” kata Miftachul.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj, dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Muti, juga mengutarakan kesepakatan organisasinya dalam mengutamakan keselamatan umat di masa pandemi Covid-19 ini.

“Saya mendukung, saya setuju gagasan dari Bapak Wakil Presiden dalam hal ini bahwa kita mendahulukan hifdzun nafs,” urai Said Aqil Siradj.

“Oleh karena itu saya memohon kepada KH Ma’ruf Amin, Wakil Presiden, dan seluruh jajaran ulama, ormas-ormas, mari kita bergandengan tangan, disinilah pentingnya ukhuwah insaniyah, bukan hanya ukhuwah Islamiyah, bukan hanya ukhuwan wathaniyah. Disini kita merasakan pentingnya ukhuwah insaniyah, karena Covid-19 musuhnya manusia, bukan hanya musuhnya orang Islam atau musuhnya orang nonmuslim. Covid-19 akan menyerang seluruh umat manusia,” katanya.

Selain Ketua DMI, Ketua Umum MUI, Ketua Umum PBNU, dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, tampak hadir secara virtual dalam pertemuan ini para jajaran pimpinan MUI , jajaran pengurus DMI, dan pimpinan Ormas-ormas Islam diantaranya Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Adian Husaini, Ketua PB Al-Ittihadiyah Lukmanul Hakim, Ketua PB Matla’ul Anwar Embay Mulya Syarief, Ketua Umum PB Tarbiyah Perti Basri Bermanda, Ketua Umum PP Wahdah Islamiyah Zaitun Rasmin.

Hadir secara luring di kediaman resmi Wapres Menteri Agama yaqut Cholil Qoumas, Ketua MUI Cholil Nafis, Ketua Umum Rabithah Alawiyah Habib Zein Umar bin Smith, Ketua Umum Syarikat Islam Hamdan Zoelva, Ketua Dewan Pertimbangan Al Jam’iyatul Washliyah Yusnar Yusuf Rangkuti dan Wakil Ketua Komisi Dakwah Habib Nabiel Al Musawah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement