Terkait temuan Lazismu yang menyebut tingkat berderma masyarakat masih tinggi meski didera pandemi, Hamid menyebut hal ini sejalan dengan laporan yang disampaikan oleh World Giving Index beberapa waktu lalu.
Indonesia memiliki indeks skor tertinggi secara keseluruhan, yakni 69 persen. Ada tiga indikator penilaian ini, yaitu menyumbang pada orang asing atau tidak dikenal, menyumbangkan uang, serta meluangkan waktu menjadi sukarelawan.
"Masyarakat yang awalnya bisa memberi uang namun kini tidak, berubah bantuannya dalam bentuk lain. Misal mengadakan event, melakukan penggalangan dana bersama masyarakat, atau menyumbangkan ponselnya yang masih berfungsi tapi tidak terpakai," kata dia.
Adapun sumbangan untuk penanganan Covid-19 masih didominasi oleh unsur keagamaan, seperti zakat, infaq dan sedekah. Sumbangan keagamaan ini membuat perolehan donasi di berbagai Lembaga Amil Zakat Infaq Sedekah (LAZIS) tinggi, meski tidak setinggi sebelum pandemi.
Tak hanya itu, Hamid menyebut meski sumber pendanaan ini berasal dari keagamaan, namun pengalokasiannya tidak eksklusif untuk acara keagamaan. Pendayagunaan yang dilakukan LAZ sifatnya lebih inklusif, melibatkan banyak pihak dan programnya bersifat umum.