Rabu 23 Jun 2021 14:24 WIB

Dompet Dhuafa Siap Tebar 50 Ribu Hewan Kurban

Kurban yang dilakukan kalangan menengah atas menjadi kunci untuk mendorong konsumsi

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Gita Amanda
 Dompet Dhuafa (DD) siap melakukan tebar hewan kurban dengan total 50 ribu ekor pada momen Idul Adha tahun ini. (ilustrasi)
Foto: Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa (DD) siap melakukan tebar hewan kurban dengan total 50 ribu ekor pada momen Idul Adha tahun ini. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa (DD) siap melakukan tebar hewan kurban dengan total 50 ribu ekor pada momen Idul Adha tahun ini. DD juga terus melakukan berbagai upaya dalam rangka pemberdayaan termasuk kepada para peternak di berbagai wilayah Indonesia.

"Kami terus melakukan gerakan pemberdayaan di desa-desa bekerja sama dengan para peternak di seluruh titik cabang Dompet Dhuafa," kata General Manager Pemberdayaan dan Pengembangan Zakat Dompet Dhuafa, Sugeng Sri Widodo, dalam agenda daring bertajuk 'Tebar Hewan Kurban' yang digelar Dompet Dhuafa, Rabu (23/6).

Sugeng menjelaskan, total pengadaan yang bisa dilakukan saat ini adalah 14 lokasi sentra ternak ditambah satu lokasi ternak sapi, dengan kemampuan menghasilkan 13.359 ekor. Tak hanya itu, DD juga melakukan kemitraan dengan para peternak atau kelompok peternak, baik domba ataupun sapi, dengan kemampuan pengadaan yaitu 31.068 ekor.

"Jadi untuk pemenuhan target penjualan di angka 50 ribu, kami siap memberikan dukungan untuk melakukan tebar hewan kurban Dompet Dhuafa tahun ini," imbuhnya.

Ekonom senior Hendri Saparini menilai, momentum Hari Idul Adha bisa mendorong perekonomian selama ada belanja kurban dari kalangan menengah atas. Menurutnya, kurban yang dilakukan kalangan menengah ke atas menjadi kunci untuk mendorong konsumsi masyarakat.

"Karena itu, kepada masyarakat Indonesia yang punya kemampuan, seharusnya tidak menunda belanja kurban karena dampaknya akan sangat besar bagi ekonomi terutama dampak sosial yang luar biasa," kata direktur eksekutif Core Indonesia itu.

Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia, Aviliani menuturkan, kalangan menengah atas paling rendah melakukan belanja selama pandemi. Kalangan tersebut justru lebih banyak menabung sehingga tabungannya meningkat dan konsumsinya relatif rendah.

"Jadi bagus juga jika konsumsi mereka diarahkan pada sosial karena dengan berkurban, perekonomian bisa meningkat. Maka yang diharapkan adalah belanja dari kalangan menengah atas," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement