“Kami menyambut baik kunjungan Komisaris Tinggi ke China, khususnya ke Xinjiang. Kunjungan ini untuk mempromosikan pertukaran dan kerja sama daripada penyelidikan,” ujar dia.
Pernyataan yang dipimpin Kanada mengutip laporan penyiksaan, sterilisasi paksa, kekerasan seksual, dan pemisahan paksa anak-anak dari orang tua mereka. Ini mengecam undang-undang yang diberlakukan setahun lalu di Hong Kong terhadap apa yang dianggap China sebagai pemisahan diri dan terorisme. Pengadilan pertama akan dimulai pekan ini terhadap orang-orang yang ditangkap berdasarkan undang-undang tersebut.
“Kami sangat prihatin dengan memburuknya kebebasan mendasar di Hong Kong di bawah Undang-Undang Keamanan Nasional dan tentang situasi hak asasi manusia di Tibet,” ucap dia.
Dikutip Aljazirah, Rabu (23/6), pernyataan yang dibacakan oleh Kanada muncul beberapa jam setelah China dan sekutunya menyerukan penyelidikan independen atas penemuan lebih dari 200 anak-anak pribumi pada bulan lalu di lokasi bekas Sekolah Perumahan India Kamloops.
Langkah China membuat marah Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau yang selanjutnya mengutuk penyiksaan di kamp Xinjiang. Trudeau menyebut komisi kebenaran dan rekonsiliasi Kanada telah bekerja dari 2008 hingga 2015 untuk mengatasi penganiayaan terhadap penduduk pribumi.