REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman sepakat melarang bendera gerakan perlawanan Palestina, Hamas. Alasannya, insiden anti-semitisme meningkat menyusul serangan Israel baru-baru ini di Jalur Gaza.
Menurut sebuah laporan oleh surat kabar Jerman Welt am Sonntag, rencana melarang bendera Hamas itu awalnya diusulkan oleh partai Uni Demokratik Kristen (CDU) pimpinan Kanselir Jerman Angela Merkel. Hamas merupakan kelompok yang terpilih dalam pemerintah pada pemilihan umum bebas pada 2006.
Mitra koalisi CDU, Partai Sosial Demokrat kiri-tengah, awalnya menentang larangan tersebut karena masalah konstitusional. Namun, kini partai tersebut juga memberikan dukungannya terhadap keputusan pelarangan bendera Hamas.
Wakil juru bicara parlemen untuk CDU Thorsten Frei dilaporkan mengatakan mereka tidak ingin bendera organisasi teroris dikibarkan di tanah Jerman. Dia menyebut larangan itu sebagai sinyal yang jelas bagi warga Yahudi Jerman.
Dilansir di Middle East Monitor, Selasa (22/6), langkah itu dilakukan setelah Dewan Pusat Yahudi Jerman menyerukan peningkatan perlindungan terhadap komunitas Yahudi di negara itu. Dewan tersebut juga menyerukan tindakan keras terhadap pengunjuk rasa pro-Palestina bulan lalu, terutama setelah protes pro-Palestina di seluruh Eropa yang banyak dikatakan anti-Semit.
Larangan bendera Hamas terjadi lebih dari setahun setelah Jerman melarang sayap politik Hizbullah yang berbasis di Lebanon dan kegiatannya. Beberapa bulan setelah larangan itu, terungkap Amerika Serikat menekan pemerintah Jerman untuk memberlakukannya.