REPUBLIKA.CO.ID, GROBOGAN -- Setiap satu bulan sekali, Bank Sampah Resik Mletik Desa berdaya Kalimaro binaan Rumah Zakat melakukan kegiatan pengurangan sampah. Kegiatan pengurangan sampah tersebut berisi penimbangan sampah, pemilahan, dan pencatatan hasil tabungan sampah nasabah.
Hal yang membuat semangat para pengurus bank sampah yang terletak di lingkungan RT 02 RW 03 ini adalah pemilahan. Sebetulnya nasabah sudah teredukasi dengan baik perihal pemilahan sampah, antara kertas, duplek, plastik dan bahan lainnya. Tapi ada juga nasabah yang tidak sabar untuk memilah secara mandiri, terutama dalam pemilahan bahan plastik. Nasabah cenderung mencampur semua jenis plastik.
Fenomena ini ditangkap positif oleh pengurus Bank Sampah Resik Mletik. Walaupun harus membongkar satu bersatu karung sampah nasabah para pengurus ini mengaku tidak masalah untuk memilah ulang, apalagi ketika saat memilah dapatkan plastik kemasan HDPE.
"Jujur sebenarnya kerja dua kali kalau harus membongkar satu bersatu karung sampah nasabah. Tapi tidak masalah bagi kami, karena lumayan kalau nemu plastik HDPE, harga jualnya lumayan, jadi bisa untuk kas pengurus," tutur Insiah, salah satu pengurus Bank Sampah Resik Mletik.
Harga kemasan plastik HDPE sendiri hampir menyamai harga kardus bekas. Nantinya hasil dari pemilahan HDPE akan dijadikan kas pengurus. Kas yang telah terkumpul akan digunakan sebagai modal untuk mengembangkan sampah, studi banding atau kegiatan tambahan yang nantinya bisa menarik lebih banyak nasabah.