Pada 17 Mei tahun ini, Samad Akrach tengah bertugas di kamar mayat di Paris untuk mengambil jenazah Abdulahi Cabi Abukar, seorang Somalia yang meninggal pada Maret 2020 karena COVID-19. Petugas alami kesulitan melacak keluarganya.
Akrach, Presiden Badan Amal Tahara yang melayani pemakaman Muslim untuk kalangan tak mampu bersama 38 relawan menguburkan warga Somalia secara Muslim di pemakaman Courneuve, pinggiran kota Paris.
Akrach bersama relawan telah melayani 764 pemakaman pada 2020, naik dari 382 pada 2019. Setengahnya meninggal karena COVID-19. "Komunitas Muslim terkena dampak dalam periode ini," katanya.
Ahli statistik juga menggunakan data kelahiran penduduk asing untuk mengetahui dampak Covid pada etnis minoritas. Dari data tersebut diketahui angka kematian penduduk Prancis yang lahir di luar negara itu naik 17 persen pada tahun 2020, dibandingkan 8 persen untuk penduduk kelahiran Prancis.
Seine-Saint-Denis, wilayah Prancis dengan jumlah penduduk tertinggi yang tidak lahir di Prancis, mengalami peningkatan kematian sebesar 21,8 persen dari 2019 hingga 2020 atau naik dua kali lipat. Kenaikan angka kematian warga Prancis keturunan Afrika Utara 2,6 kali lebih tinggi. Angkanya semakin meningkat di kalangan keturunan Afrika Sub-Sahara yakni 4,5 kali lebih tinggi.
"Kita bisa menyimpulkan, imigran Muslim terkena dampak serius pandemi covid,"ungkap Michel Guillot, Direktur Penelitian, Institut Studi Demografi Prancis.