REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Seorang warga Muslim India Abida Ahmed (27 tahun) yang juga lulusan mahasiswa Universitas Muslim Aligarh (AMU) yang bergengsi mengaku sedang berduka, tapi juga marah. Dia kehilangan tiga anggota keluarganya sejak gelombang Covid-19 kedua melanda pada April lalu.
Terlepas dari keraguan pribadi, Abida memberanikan diri melakukan suntikan vaksin pertamanya. Ia berhasil menemukan slot yang tersedia melalui aplikasi CoWIN yang dikelola pemerintah.
"Ribuan orang India sekarat setiap hari hanya karena mereka tidak dapat menemukan oksigen yang mendukung kehidupan. Banyak lagi yang bahkan tidak bisa mendapatkan pemakaman yang bermartabat untuk orang yang mereka cintai," kata Abida dilansir di Deutsche Welle (DW), Rabu (9/6).
"Bagaimana Anda menghibur atau memberi harapan kepada kami? Mengapa kami percaya kepada pemerintah ketika mereka tidak dapat berbuat apa-apa ketika orang-orang sekarat?"tambahnya.
Amna Khatoon, seorang eksekutif penjualan di sebuah perusahaan swasta, juga kehilangan seorang paman karena Covid-19. Dia mengaku ada kebingungan yang cukup besar di antara orang-orang mengenai apakah vaksin virus corona yang digunakan di India mencegah penyakit dan banyak yang terus menyimpan kesalahpahaman tentang potensi efek samping.