“Saat ini penilaian sedang berlangsung dan angka ini bisa mencapai 500 ribu anak, jadi terus bertambah,” katanya.
Seorang psikiater di Gaza, Sami Owaida mengatakan, depresi dan rasa tidak aman adalah masalah psikologi yang paling umum di antara anak-anak Gaza. Kondisi ini harus ditangani demi masa depan mereka.
“Itu berarti kamu tidak memiliki harga diri. Anda (merasa seperti) Anda tidak punya apa-apa. Anda (merasa) tidak berdaya, putus asa, tidak berharga,” katanya.
Owaida mengatakan, akibat trauma banyak anak Gaza mengompol, gagap, mimpi buruk, dan menolak makan. Hal ini merupakan dampak luar biasa kekerasan dan putus asa.
"Pertanyaan banyak anak sekarang, mereka bertanya kapan perang berikutnya. Apa yang akan kita lakukan, ke mana kita akan pergi?"jelasnya.
Serangan Israel di Gaza menewaskan 254 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak. Roket dan tembakan lainnya dari Gaza juga merenggut 12 nyawa di Israel, termasuk satu anak dan seorang remaja Arab-Israel.