Kamis 10 Jun 2021 12:06 WIB

Trauma Berat Anak Palestina Penyintas Serangan Israel

Dia berteriak saat seseorang mendekatinya.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Trauma Berat Anak Palestina Penyintas Serangan Israel. Seorang psikolog bermain dengan gadis Palestina  Suzy Eshkuntana. Ia diselamatkan dari reruntuhan rumahnya yang hancur dibom Israel di Gaza, 3 Juni 2021.
Foto:

Rumah Suzy hancur dalam gelombang serangan Israel di Kota Gaza pada 16 Mei yang menurut pejabat kesehatan Gaza  menewaskan 42 orang, termasuk 10 anak-anak. Israel mengatakan serangan itu menargetkan sistem terowongan bawah tanah yang digunakan Hamas untuk mengangkut senjata dan rumah-rumah runtuh akibat runtuhnya jaringan terowongan. Militer Israel mengatakan konsekuensi sipil itu tidak disengaja dan mereka melakukan semua yang bisa dilakukan untuk menghindari kerugian sipil.

Psikolog telah mengunjungi Suzy secara teratur untuk membantunya pulih dari traumanya. Pada sesi terapi seni pada Ahad lalu, dia duduk diam saat anak lain melukis nama mereka di atas kertas. Namun, kemudian Suzy melukis dua hati besar dengan warna merah.

"Dia diambil dari pangkuan keluarganya, dari pangkuan ibunya. Dia selamat dari kematian dengan keajaiban," kata psikolog Samar Awad, yang menangani kasus Suzy.

'Kapan perang berikutnya?'

Sekitar setengah dari dua juta penduduk Gaza berusia di bawah 18 tahun. Banyak yang membawa trauma dari tiga perang sebelumnya dan beberapa konflik kekerasan lainnya yang terjadi antara Israel dan kelompok militan Gaza sejak 2008.

Perwakilan khusus UNICEF di wilayah Palestina Lucia Elmi mengatakan, bahkan sebelum pertempuran Mei, satu dari tiga anak membutuhkan dukungan psiko-sosial. Saat ini jumlahnya bertambah seiring konflik yang baru saja terjadi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement