Sampai pada suatu titik menjelang akhir masa remajanya, Jeremy benar-benar menjauh dari ibadah formal apa pun. Pada saat yang sama, dia menjadi agak depresi dan mengalami masalah kecemasan yang parah. Hal ini merupakan efek samping dari gaya hidup yang dia alami.
"Meskipun ini agak traumatis, saya sekarang tahu bahwa mereka mempersiapkan saya untuk apa yang akan datang nanti dan, dengan demikian, itu adalah berkat yang besar. Mereka membuat saya sangat sadar akan kuasa Tuhan yang luar biasa dan sifat rapuh dari hidup saya, bahwa Dialah yang mampu membuatku mati, atau membuatku tetap hidup. Saya akan berpaling kepada-Nya pada saat-saat ini, tetapi 'agama' tidak benar-benar ada dalam pikiran saya," papar Jeremy.
Dia melanjutkan, sekitar waktu yang sama, dia bertemu dengan seorang wanita muda Muslim yang ia cintai. Yusuf mengatakan, wanita itu juga merasakan hal yang sama. Namun wanita itu menjelaskan bahwa sebuah hubungan tidak akan ada gunanya. Hal ini karena Jeremy bukan seorang Muslim.
Singkat cerita, Jeremy bertanya pada wanita itu tentang islam. Kemudian pada akhirnya Yusuf diberikan Alquran oleh wanita itu.