Ahad 16 May 2021 11:43 WIB

Israel Tak Terkalahkan Hanya Mitos, Hizbullah Membuktikannya

Tentara Israel itu ternyata bukan tak terkalahkan

Tank canggih Merkava Israel kala menyerang Hizbullah di Beirut, pada pertengahan tahun 2000-an. Ternyata meski didukung peralatan canggih Israel hanya mendapatkan hasil yang memalukan. Tentara Israel yang dimitoskan tak terkalahkan ternyata memilih mundur dari Lebanon. Hizbullah mulai saat itu berjaya dan mendapat hati dari rakyat Palestina.  Mereka tak hirau lagi perbedaan mahzan Syiab dan Sunni.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Subarkah, Jurnalis Republika

Benarkah Israel tak terkalahkan? Pertanyaan ini menarik. Pada saat ini kenyataannya memang Israel negara terkuat di Timur Tengah yang punya kekuatan militer. Dengan dukungan Amerika Serikat dan negara barat, Israel menjadi negara berkekuatan raksasa meski sejatinya wilayahnya cukup mungil saja.

Israel punya persenjataan canggih. Punya tak dan roket terbaru. Punya roket dan pesawat terbang buatan AS yang tak dijual di negara manapun alias pesawat tempur edisi terbatas. Selain itu tentu punya dana yang besar dan punya pasukan terlatih.

Sekali lagi, ini yang membuat aksioma bila Israel tak terkalahkan. Dan untuk soal ini ada tulisan menarik dari jurnalis New York Times. Penulis itu adalah John Kifner. Dia menulis artkel pada  30 Juli 2006. Judulnya: Israel Is Powerful, Yes. But Not So Invincible (Israel Itu Kuat, Ya. Tapi Tidak Begitu Tak Terkalahkan).

Tulisan yang berlatar belakang kegagalan Israel menekuk Hizbullah yang Syiah di Lebanon menjadi tinjuannya. Dan semua pasti tahu bila kekuatan bersenjata yang menguasai Hamas di Jalur Gaza pada hari-hari ini juga adalah bermahzab sama, yakni Syiah. Israel tahu persenjataan mereka kuat karena didukung Iran.

Jadi pertempuran yang kini terjadi di jalur Gaza tak berbeda dengan situasi kala Israel menggemour Hizbullah di Lebanon pada pertengahan dekade 2000-an. Di sini kemungkinan besar Israel hanya berani melakukan pengeboman dari udara tanpa berani merangsek masuk ke Gaza melalui serangan darat. Gaza hanya dibukin porak poranda dengan tujuan meruntuhkan dukungan warga kepada Hamas.

Tulisan soal kisah ketidakberdayaan Israel di Lebanon oleh John Kifnerselengkapnya begini:

========

No Exit? 

Saat pertumpahan darah di Lebanon telah melewati minggu kedua - dengan sedikitnya 400 orang Lebanon tewas dan banyak lagi yang diperkirakan terkubur dalam puing-puing; sekitar 800.000 pengungsi, hampir seperempat populasi, melarikan diri; dan infrastruktur negara yang rapuh itu hancur - tidak ada jalan keluar yang mudah baik bagi Israel maupun Hizbullah.

Para pejuang kala itu terkunci dalam apa yang masing-masing dilihat sebagai perjuangan eksistensial yang mematikan. Pemenang yang sangat jelas, setidaknya untuk saat ini, adalah Hizbullah dan pemimpinnya, Sheik Hassan Nasrallah. (Kecuali, tentu saja, Israel berhasil dalam upayanya untuk membunuhnya.)

Hizbullah Gandakan Jumlah Rudal Presisi, Klaim Dapat Hantam Seluruh Israel

Keterangan foto: Pemimpin Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah.

Sebagai satu-satunya pemimpin Arab yang terlihat telah mengalahkan Israel - berdasarkan penarikan mereka pada tahun 2000 dari pendudukan 18 tahun - dia sudah menikmati rasa hormat yang luas.

Sekarang, dengan Hizbullah berdiri teguh dan menimbulkan korban jiwa, dia telah menjadi pahlawan rakyat di seluruh dunia Muslim. Dia tampaknya menyatukan Sunni dan Syiah.

Adanya kebuntuan itu tentu saja mengejutkan Israel, yang serangannya terjadi sebagai tanggapan atas serangan lintas batas Hizbullah yang mengakibatkan kematian delapan tentara Israel dan penangkapan dua lainnya.

Inti dari rasa bertahan hidup bangsa yang diperangi adalah gagasan tentang tak terkalahkan. Kecerdasannya tahu segalanya, mitologi berjalan, dan tidak ada tentara yang berani melawannya.

Hizbullah: Kami Tahu Betul di Mana Kami Letakkan Misil | Republika Online

Keterangan foto: Pejuang Hizbullah di Lebanon.

     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement