REPUBLIKA.CO.ID, OSORNO -- Bagaimana sebuah klub yang didirikan seabad lalu untuk mewakili orang-orang yang jauhnya lebih dari 13 ribu kilometer menjadi simbol abadi identitas kolektif Palestina.
Adegan menyedihkan akibat kekerasan Israel tanpa pandang bulu di Sheikh Jarrah terhadap warga sipil Palestina yang tidak bersenjata telah terlihat dan solidaritas dari seluruh penjuru dunia.
Salah satu momen pedih terekam dalam dunia olahraga pada akhir pekan lalu, ketika para pemain dari Divisi Primera Chili (Liga Primer Chili) mengungkapkan solidaritas mereka dengan mengenakan keffiyeh Palestina sebelum pertandingan melawan Colo-Colo di Santiago pada Sabtu lalu.
Apa yang tidak diketahui banyak orang adalah mereka yang mengenakan keffiyeh bermain untuk divisi pertama Club Deportivo Palestino. Sebuah klub yang awalnya dibuat untuk mewakili orang-orang yang jauhnya lebih dari 13 ribu kilometer, dan hari ini tetap menjadi simbol abadi identitas kolektif Palestina.
"Palestina adalah bagian penting dari identitas kami sebagai sebuah tim,” kata presiden klub Jorge Uauy, dilansir dari laman TRT World, Rabu (12/5).
"Simbol Palestina, seperti keffiyeh, menunjukkan hubungan yang kami miliki dengan Tanah Air Kami. Kita harus berdiri bersama melawan kesulitan," ujarnya.
Uauy menegaskan, ide mengenakan keffiyeh berawal dari para pemainnya sendiri. “Ini menunjukkan kepada dunia bahwa para pemain kami memahami apa arti bermain untuk Palestina, bahwa kami lebih dari sekedar klub sepak bola. Itu membuat saya sangat bangga," jelasnya.
Dikenal sebagai tim nasional kedua Palestina, seragamnya dilapisi dengan tiga warna merah, hijau dan putih. Palestino secara resmi didirikan pada tahun 1920 oleh imigran Palestina di kota selatan Osorno.