REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menjelang Idul Fitri, pengunjung membeludak di pusat-pusat perbelanjaan. Saat normal, pemandangan massal seperti itu lumrah dan menjadi ciri khas masyarakat jelang hari raya, termasuk ketika menjelang Natal dan Tahun Baru.
Namun, menjadi tidak normal dan mengkhawatirkan karena saat ini pandemi Covid-19 belum reda. Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir mengajak seluruh lapisan masyarakat berempati dan peduli kepada saudara sebangsa yang terpapar Covid. Apalagi, bagi mereka yang kehilangan orang-orang tercintanya.
"Demikian pula beban dokter, tenaga kesehatan, sukarelawan dan pengelola RS yang bertugas ekstra keras di garda depan sekaligus benteng terakhir melawan pandemi dahsyat ini. Pernahkah terpikir, betapa kita tidak terasa sudah kehilangan orang-orang terdekat karena menghadap Tuhan akibat wabah ini," kata Haedar, Kamis (6/5).
Ia juga mengingatkan umat Islam pentingnya menunjukkan suri teladan atau uswah hasanah. Puasa Ramadhan bagi tiap Muslim dapat dijadikan jalan rohani pengendalian diri, antara lain tetap waspada wabah dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.
Haedar menekankan, menyongsong Idul Fitri boleh dijalani dengan kegembiraan, tapi jangan berlebihan dengan belanja dan lain-lain yang melampaui kemestian apalagi berkerumun. Idul Fitri harus tetap dijalani sebagai satu rangkaian puasa Ramadhan.
"Lebih-lebih situasi pandemi belum reda. Kedepankan kesahajaan, jauhi berlebihan karena Allah tidak menyukai hamba yang lampaui batas (Al-Maidah: 87). Ingat, banyak saudara kita kekurangan dan terdampak pandemi. Insan beriman mesti menunjukkan sikap empati, simpati dan peduli sebagai wujud ihsan dan kesalehan," ujar Haedar.