Muammar ZA lahir di Kabupaten Pemalang pada 14 Juni 1954. Ia memenangkan lomba tilawah pertama kali pada 1961 untuk tingkat anak-anak pada usia tujuh tahun di Pemalang.
Kemudian sejak 1980-an ia memenangkan berbagai lomba tilawah tingkat Provinsi Yogyakarta, nasional dan internasional (1979 dan 1986) serta dikenal karena nafasnya yang panjang.
Sejak saat itu pula RRI menggaetnya untuk mengisi siaran mengaji yang akhirnya menjadi ikon tilawah di Indonesia karena suaranya dijadikan pertanda jelang shalat oleh masjid-masjid di Indonesia.
Muammar ZA mengungkapkan di antara pengalamanya yang berkesan, yakni diizinkan memasuki Ka'bah dan membacakan Alquran di Arafah serta diminta melantunkan Alquran di sebuah gereja katedral di Selandia Baru."Saat itu (di Selandia baru) saya merasakan betapa pentingnya membacakan Alquran," kata Muammar ZA.