REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan pendidikan akan dianggap gagal jika sumber daya manusia yang dihasilkan hanya sekedar pintar dan menguasai teknologi. Tetapi tuna moral atau tak memiliki kepedulian dan empati terhadap sesama.
"Pendidikan dianggap gagal jika keluaran (ouput) yang dihasilkan ialah sumber daya manusia yang sekadar pintar dan menguasai teknologi, tetapi tuna moral," ujar Sekretaris Ditjen Bimas Islam Kemenag Muhammad Fuad Nasar di Jakarta, Ahad (2/5).
Pada Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Fuad menyatakan bahwa dalam pandangan Islam tujuan pendidikan tidak bisa dipisahkan dari tujuan hidup manusia sebagai khalifah di bumi.
Maka dari itu, pendidikan tak hanya menjangkau sisi intelektual manusia tetapi harus menyentuh seutuhnya dimensi jasmani, rohani, akal, dan akhlak dalam diri seseorang.
"Pendidikan berkaitan dengan penanaman watak, karakter dan penghayatan sistem nilai, bukan sekadar transmisi pengetahuan dan keterampilan semata," kata dia.
Ia menyatakan bahwa sistem pendidikan nasional tidak boleh mengabaikan Pendidikan Agama dalam peta jalan maupun standar kurikulumnya.Sistem pendidikan nasional dibangun di atas landasan ideologi Pancasila dan jalan hidup sebagai bangsa religius.