REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengapresiasi masjid Jogokariyan di Yogyakarta yang menggalang donasi untuk membeli kapal selam pengganti KRI Nanggala 402 yang tenggelam. Penggalangan donasi tersebut diumumkan lewat unggahan di akun Instagram @Masjidjogikariyan.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI, Buya Amirsyah Tambunan mengapresiasi inisiatif dan prakarsa yang dilakukan masjid Jogokariyan. Namun yang dilakukan masjid Jogokariyan harus dilakukan dengan cara yang lebih rapi dan tertib sehingga menggugah para donatur untuk menyalurkan bantuannya.
"Hal semacam ini dapat dilakukan bersama Dewan Masjid se-Indonesia. Namun demikian, karena dalam kondisi pandemi Covid-19, kita harus memprioritaskan pemulihan ekonomi nasional melalui pemberdayaan ekonomi melalui komunitas masjid," kata Buya Amirsyah kepada Republika, Selasa (27/4).
Mengenai bagaimana seharusnya pemerintah merespon niat baik masjid Jogokariyan yang menggalang dana untuk membeli kapal selam, Buya Amirsyah berpendapat, sebaiknya pemerintah menggunakan anggaran pendapatan belanja negara (APBN) untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas alat utama sistem senjata tentara nasional Indonesia (Alutsista).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DMI, Ustaz Imam Addaruqutni mengapresiasi penggalangan dana tersebut. "Yang dilakukan (anak-anak remaja masjid Jogokariyan) betul-betul memiliki nilai moral yang perlu juga kita apresiasi," kata Ustaz Imam kepada Republika, Selasa (27/4).
Ia menerangkan, gagasan menggalang donasi untuk membeli kapal selam ini datang dari anak-anak remaja yang berada dalam bimbingan masjid Jogokaryan. Menurutnya, negara harus melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang positif dan memiliki nilai moral yang perlu diapresiasi. Artinya anak-anak di negeri ini memiliki keprihatinan tinggi terhadap yang terjadi di negeri ini.
"Kita memiliki generasi muda yang sangat peduli dengan apa yang terjadi di negara ini, ini satu pelajaran baik, ini bentuk ekspresi kepedulian dari anak-anak masjid, ekspresi kepeduliannya itu jauh lebih mahal," ujarnya.
Menurut Ustaz Imam, mungkin tenggelamnya kapal selam di negeri ini seharusnya dinyatakan sebagai musibah nasional. "Saya kira kita juga perlu menyatakan bela sungkawa nasional yang dalam, karena ini menyangkut negara, pemerintah atas nama negara perlu menyatakan itu," jelasnya.