REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Rasulullah SAW ditunjuk Allah SWT untuk mengajarkan umat manusia ke jalan kebenaran. Dia juga yang mengajarkan amalan-amalan dalam setiap bagian kehidupan, baik amalan yang rungan maupun berat timbangan pahalanya.
Amalan yang paling ringan adalah menyingkirkan halangan di jalan tempat orang yang lalu lalang. Baik itu, kayu, batu, ataupun duri.
Menyingkirkan rintangan tersebut dapat memudahkan orang untuk jalan dan juga mencegah orang tertimba bahaya seperti tersandung atau tertusuk duri. Disebutkan hadist shahih Al-Bukhari,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ، أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih, atau enam puluh cabang lebih. Yang paling utama yaitu perkataan laa ilaaha illallah, dan yang paling ringan yaitu menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu itu termasuk bagian dari iman'." Dalam hadits lain juga disebutkan:
حَدَّثَنَاهُ أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ عَنِ الأَعْمَشِ عَنْ أَبِى صَالِحٍ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلاً يَتَقَلَّبُ فِى الْجَنَّةِ فِى شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيقِ كَانَتْ تُؤْذِى النَّاسَ
"Telah mengatakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah, telah mengatakan kepada kami Ubaidulloh, telah mengatakan kepada kami Syaiban dari A’masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah, dari Nabi Shalallohu ‘alaihi wa Sallam beliau bersabda ; “Sungguh aku telah melihat laki-laki di Surga mondar-mandir karena sebuah pohon yang melintang di jalan yang mengganggu manusia." Lafaz Bukhari adalah sebagaimana berikut:
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِى بِطَرِيقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيقِ فَأَخَّرَهُ ، فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ ، فَغَفَرَ لَهُ “Ketika ada seorang laki-laki sedang berjalan ia menemukan dahan pohon berduri di tengah jalan, lantas ia menyingkirkannya, maka Allah berterimakasih kepadanya dan mengampuninya.” Riwayat Muslim menyebutkan:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَسْمَاءَ الضُّبَعِيُّ وَشَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ قَالَا حَدَّثَنَا مَهْدِيُّ بْنُ مَيْمُونٍ حَدَّثَنَا وَاصِلٌ مَوْلَى أَبِي عُيَيْنَةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ عُقَيْلٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ عَنْ أَبِي الْأَسْوَدِ الدِّيلِيِّ عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ عُرِضَتْ عَلَيَّ أَعْمَالُ أُمَّتِي حَسَنُهَا وَسَيِّئُهَا فَوَجَدْتُ فِي مَحَاسِنِ أَعْمَالِهَا الْأَذَى يُمَاطُ عَنْ الطَّرِيقِ وَوَجَدْتُ فِي مَسَاوِي أَعْمَالِهَا النُّخَاعَةَ تَكُونُ فِي الْمَسْجِدِ لَا تُدْفَنُ
Telah menceritakan kepada kami (Abdullah bin Muhammad bin Asma' adh-Dhuba'i) dan (Syaiban bin Farrukh) keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami (Mahdi bin Maimun) telah menceritakan kepada kami (Washil, maula Abu Uyainah) dari (Yahya bin Uqail) dari (Yahya bin Ya'mar) dari (Abu al-Aswad ad-Diliyyi) dari (Abu Dzar) dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, "Dipaparkan kepadaku segala amal umatku, yang baik dan yang buruk. Maka aku mendapatkan di antara kebaikan amal umatku adalah membuang rintangan yang mengganggu di jalanan. Dan aku mendapatkan dalam amal jelek umatku adalah meludah di masjid tanpa dipendam.
Sebaliknya, jika seseorang mengganggu orang yang beriman baik perempuan dan laki-laki maka mereka akan menanggung dosanya. Sebagaimana dalam firman Allah SWT surat Al Ahzab ayat 58:
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh, mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.
Sumber: islamweb