REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Masjid Agung Pantin di Ibu Kota Paris, Prancis yang ditutup oleh otoritas Prancis sebagai bagian dari tindakan keras terhadap umat Muslim dibuka kembali, Jumat (9/4).
Dilansir di Abna 24, Sabtu (10/4), tindakan keras itu terjadi setelah adanya insiden pembunuhan seorang guru yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad SAW saat mengajar. Dengan pembukaan kembali masjid tersebut, sekitar 200 jamaah dilaporkan sudah hadir melaksanakan ibadah sholat Jumat di Masjid Agung Pantin yang berkapasitas 1.300 orang.
Sebelumnya, Kepolisian Prancis melakukan serangkaian operasi keamanan yang nampaknya menargetkan umat Muslim, secara khusus di wilayah Paris pasca-insiden pembunuhan terhadap guru bernama Samuel Paty, Selain itu, perintah penutupan Masjid Pantin dikeluarkan.
Masjid Pantin dikenal memiliki 1.500 jamaah. Masjid terletak di pinggiran Seine-Saint-Denis yang padat dengan warga di wilayah timur laut Paris.
Beberapa hari sebelum pembunuhan Paty, Masjid Pantin melalui unggahan di jejaring sosial Facebook mengkritik guru tersebut karena membagikan gambar karikatur yang dianggap menghina Nabi Muhammad SAW. Insiden kematian terjadi setelah Paty diserang oleh seorang remaja asal Chechnya.
Polisi memasang pemberitahuan penutupan masjid atas dugaan radikalisme terkait adanya unggahan kritik terhadap Paty. Penutupan dilakukan selama enam bulan dengan alasan mencegah tindakan terorisme.
Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin menyetujui pembukaan kembali masjid setelah kepala dan imam di Pantin mengundurkan diri. Ia mengatakan masih ada 89 masjid yang akan diperiksa lebih lanjut terkait dugaan paham radikalisme.
Prancis adalah rumah bagi populasi Muslim terbesar di Eropa. Islam menjadi agama terbesar kedua di negara itu setelah Katolik.
Sebelum tindakan keras terhadap umat Muslim, terjadi insiden serangan di luar kantor media Charlie Hebdo pada September 2020. Hingga kemudian terjadi pembunuhan terhadap Paty pada 16 oktober 2020 dan tiga orang di Notre Dame Basilica di Nice pada 29 Oktober.
Insiden-insiden tersebut membuat pihak berwenang Prancis nampaknya mencari ‘kambing hitam’ dan komunitas Muslim menjadi sasaran.