Kamis 08 Apr 2021 04:30 WIB

Wapres Minta Vaksinasi Ulama Pakai Astrazeneca

Pemerintah diminta menyosialisasikan jenis vaksin untuk lansia dijamin keamanannya

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kiri) menyaksikan proses vaksinasi COVID-19 Astrazeneca kepada sejumlah kyai muda Nahdlatul Ulama (NU) di Kantor PWNU Jatim di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (23/3/2021). Vaksinasi Astrazeneca terhadap 100 kyai muda NU tersebut sebagai bentuk upaya untuk menangani pandemi COVID-19 sekaligus sosialisasi kepada masyarakat bahwa vaksin Astrazeneca aman dan halal.
Foto:

Fokus Lansia

Pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika Yamani meminta pemerintah fokus pada vaksinasi Covid-19 untuk kelompok lanjut usia (lansia). Sebab, partisipasi lansia di Tanah Air yang telah mendapatkan vaksin ini masih rendah.

Berdasarkan data vaksinasi Covid-19 dari situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga 6 April 2021 per pukul 18.00 WIB yang dihimpun Republika, partisipasi lansia masih rendah. Dari 21.553.118 kelompok sasaran lansia, yang telah divaksinasi masih di bawah 10 persen.

Rinciannya, lansia yang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama sebanyak 1.813.087 atau 8,41 persen. Kemudian lansia yang mendapatkan vaksin dosis kedua sebanyak 400.533 orang atau 1,86 persen.

Jumlah lansia di Indonesia yang mendapatkan vaksin Covid-19 lebih sedikit ketika dibandingkan dengan petugas pelayanan publik sebanyak 17.327.169 kelompok sasaran. Kemudian petugas publik yang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama sebanyak 5.763.219 atau sebesar 33,26 persen dan vaksinasi dosis kedua sebanyak 2.730.226 atau 15,76 persen.

Dia meminta, pemerintah memas tikan sosialisasi jenis vaksin yang diberikan kepada lansia dijamin keamanannya. Sebab, dia menilai, vaksin ini juga rentan pada usia lanjut.Artinya, kata dia, ada beberapa ke jadian ikutan pascaimunisasi (KIPI)pada lansia. Memang KIPI tidak selalu berhubungan dengan vaksinasi namun itu perlu diinvestigasi.

 

"Informasi mengenai ini harus transparan diberikan kepada masyara kat. Sebab, partisipasi lansia yang rendah juga dipengaruhi oleh informasi terkait KIPI," ujar dia.  (fauziah mursid, rr laeny sulistyawati, ed: mas alamil huda)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement