Ahad 04 Apr 2021 08:22 WIB

Depresi Hidup di Dunia Malam Hilang Usai Dessy Memeluk Islam

Sebelum menjadi mualaf, Dessy sempat bermimpi memakai hijab.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Karta Raharja Ucu
Dessy Fransisca mengaku bersyukur lantaran telah mendapatkan hidayah Allah Ta’ala.
Foto:

Mimpi berhijab

Pada malam awal tahun 2021, Dessy mengalami sebuah mimpi yang tak biasa. Dalam mimpinya, perempuan ini merasa sedang memakai jilbab.

Saat bercermin, ia tersenyum karena senang dengan penampilan khas Muslimah itu. Begitu bangun dari tidurnya, ia terkejut; seperti tak percaya akan mimpi yang baru saja dialaminya.

Sesudah itu, Dessy terus memikirkan kejadian tersebut. Akhirnya, disimpulkannya bahwa mimpi itu adalah sebuah pertanda. Ada tanda-tanda baginya untuk mempelajari Islam atau bahkan memeluk agama ini.

Ia kemudian menuturkan mimpinya itu kepada salah seorang Muslim yang juga teman dekatnya. Dessy lantas mengungkapkan keinginannya untuk memeluk Islam.

Kawan dekatnya ini adalah seorang pria. Muslim itu lalu meminta tolong ibunya, yang bernama Dewi, untuk menemani Dessy ke sebuah masjid di wilayah Pekanbaru. Di sana, seorang ustadz akan menjelaskan kepadanya tentang Islam.

Beberapa pekan berlalu. Dessy semakin memantapkan hati dan pikirannya untuk menerima Islam. Maka tepat pada 5 Februari 2021, Dessy kembali mendatangi masjid yang sebelumnya dengan ditemani Bu Dewi.

Di sanalah dia mengucapkan dua kalimat syahadat untuk pertama kalinya. Setelah resmi beragama Islam, ia pun langsung memilih mengenakan hijab.

Memeluk Islam bagi Dessy adalah hal yang sangat disyukurinya. Ia merasa, agama ini memberikan ketenangan dalam batin. Ibadah-ibadah pun rutin dilakukannya sembari terus belajar aspek-aspek fikih dan syariat.

Selama di Pekanbaru, ia tinggal menumpang di rumah keluarga kakaknya. Walaupun selalu disembunyikan, akhirnya ketahuan bahwa kini Dessy telah memeluk Islam. Tanggapan sang kakak kurang menyenangkan.

“Saya kesulitan untuk menjalankan sholat dan memakai jilbab. Kalau ketahuan pakai jilbab, disuruh lepas. Jadi, saya terpaksa memakai jilbab hanya jika keluar rumah kakak saya. Itu pun memakainya di tengah jalan, tidak di rumah,” jelas dia.

Karena tidak leluasa, Dessy pun memutuskan pergi dari rumah kakaknya. Namun, saat itu dia tidak memiliki uang cukup untuk sewa rumah. Ia pun menumpang di rumah teman dekatnya selama satu pekan.

“Lalu kerabat teman saya ada yang memiliki penyewaan indekos. Saya pun ditawari gratis. Hanya saja, karena teman saya laki-laki dan khawatir ada fitnah lantaran letak (indekos) dekat dengan rumah dia, maka saya hanya menempati kos itu selama satu bulan,” tuturnya. Dessy kemudian memutuskan mencari indekos yang cukup jauh dari lingkungan tempat tinggal temannya itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement