Senin 29 Mar 2021 17:28 WIB

Tuntutan Agar Muslim Rohingya Peroleh Haknya Disuarakan

Aung San Suu Kyi menyuarakan hak bagi Muslim Rohingya Myanmar

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
 Aung San Suu Kyi. Ratusan orang hilang setelah kebakaran di kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh .
Foto:

Selusin kepala pertahanan dari seluruh dunia bersama-sama mengutuk penggunaan kekuatan mematikan terhadap orang-orang tak bersenjata, yang sejauh ini telah menewaskan 459 orang.  

Sebagai bagian dari Komite yang Mewakili Pyidaungsu Hluttaw (CRPH), sebuah pemerintahan paralel yang dibentuk oleh anggota Liga Nasional untuk Demokrasi yang digulingkan, Sasa mengatakan orang-orang harus diberi kesempatan untuk melindungi diri mereka sendiri dari penindasan dan kekerasan militer. 

Di sisi lain, Junta militer Myanmar membela tindakan kerasnya terhadap pengunjuk rasa. Secara konsisten mereka digambarkan sebagai perusuh kejam yang telah menyerang pasukan keamanan dan merusak properti. 

Sasa juga menyebut, setelah kebakaran di Bangladesh pada 22 Maret yang merusak kamp pengungsi terbesar di dunia, lebih dari 45 ribu Muslim Rohingya mengungsi. 

Menjelaskan pendiriannya terhadap Rohingya, Sasa yang merupakan seorang dokter terlatih dari negara bagian Chin barat Myanmar, mengatakan situasinya sekarang telah berubah. Terlebih setelah Suu Kyi menghadapi keadaan yang sangat sulit, menjalankan pemerintahan bersama dengan militer.  

Dengan anggota CRPH yang bersembunyi atau dalam pelarian, dia meminta negara-negara termasuk China mengambil tindakan tegas terhadap Junta, termasuk memberikan sanksi yang lebih keras.  

"Saya sangat percaya China memiliki kekuatan untuk menghentikan para jenderal militer ini jika mereka benar-benar menginginkannya," ujarnya. 

Amerika Serikat dan Inggris memberlakukan putaran baru sanksi yang menargetkan militer Myanmar, dengan memasukkan entitas bisnis terbesar yang dikontrolnya dalam daftar hitam. Sementara itu, China masih menahan diri dari pembatasan semacam itu.  

Namun, jika gerakan protes nantinya dapat menggulingkan militer, Sasa berjanji pemerintah sipil akan bekerja untuk mengakhiri perselisihan sipil yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Ia juga akan memastikan hak penuh untuk Rohingya, termasuk kewarganegaraan  

"Setiap orang akan memiliki hak yang sama. Tidak ada yang boleh ditinggalkan berdasarkan budaya, warna kulit, ras atau agama. Hari-hari itu sudah berakhir," ucap Sasa.

 

Sumber: bloomberg

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement