Perceraian itu memberinya kesempatan untuk tinggal dengan sang ayah yang tidak mempermasalahkan minatnya pada Islam. Sehingga, Shelton bisa mempraktikkan Islam dengan bebas.
Suatu hari, ia menelepon Islamic Leaning Center di Fayetteville, North Carolina, AS. Seorang ikhwan bernama Mustafa kemudian menyuruhnya mengikuti ta'lim (pelajaran) untuk belajar lebih banyak tentang Islam.
Shelton mengungkapkan, semua orang di pusat Islam tersebut begitu ramah dan Mustafa bahkan memberinya tumpangan pulang. Semakin hari Shelton semakin memahami Islam, sehingga menguatkan keyakinannya untuk memeluk Islam secara penuh.
"Setelah tiga pekan pergi ke Jumuah (sholat Jumat) dan ta'lim, saya akhirnya mengucapkan syahadat pada 2 Juli 1995. Sejak saat itu saya menjadi anggota aktif komunitas Islam," ujarnya.
Shelton merasa bersyukur karena ia bisa menemukan Islam di usia remajanya. Bahkan, ia juga merasa sangat senang lantaran temannya Raphael, orang yang pertama membuatnya tertarik pada Islam, telah kembali pada Islam dengan serius dan mengucapkan syahadat beberapa bulan sebelum ia melakukannya. Kedua sekawan ini kemudian tetap berhubungan meski Raphael berada di Inggris.