Ponpes At Taujieh Al Islamy juga menaungi SMP Islam Andalusia 1, SMP Islam Andalusia 2, dan SMA Islam Andalusia yang memberikan pendidikan umum bagi santri. Salah seorang santriwati Ponpes At Taujieh Al Islamy, Anida Nursadiah (15 tahun) mengatakan kehadiran alat GeNose C19 sangat membantu santri.
"Sebelumnya, saya khawatir kalau ada teman yang terkena Covid-19. Namun setelah adanya alat GeNose ini, alhamdulillah lega, tidak khawatir lagi, dan keberadaan alat ini juga bisa untuk persiapan pembelajaran tatap muka," kata siswa kelas 10 SMA Islam Andalusia itu.
Menurut dia, pembelajaran tatap muka lebih enak diikuti daripada pembelajaran secara daring yang menjenuhkan. Ia mengakui sejak terjadinya pandemi Covid-19, santri tidak pernah keluar dari pondok sehingga pembelajaran sekolah diikuti secara daring di pondok.
"Sebelum pandemi, kami bisa keluar dari pondok untuk belajar di sekolah. Namun sejak pandemi, kami tetap berada di pondok," kata santriwati asal Kabupaten Kebumen itu.
Santriwati lainnya, Nurul Fatimah (15) mengaku bersyukur karena hasil tes GeNose C19 menunjukkan negatif dari Covid-19. "Tadi sebelum tes, rasanya deg-degan. Namun setelah tes, alhamdulillah hasilnya negatif," kata siswa kelas 10 SMA Islam Andalusia itu.
Ponpes At Taujieh Al Islamy merupakan pesantren pertama di Kabupaten Banyumas yang memiliki alat GeNose C19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu. Alat GeNose C19 tersebut didapatkan Ponpes At Taujieh Al Islamy secara swadaya melalui fasilitasi Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (PP RMI NU) bersama sekitar 50 pesantren lainnya di Indonesia.