Sabtu 20 Mar 2021 07:18 WIB

Syekh Ali Al-Shabuni Wafat, Sosok Alim Penentang Assad

Syekh Ali Al-Shabuni wafat pada Jumat di Kota Yelwa Turki

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Syekh Ali Al-Shabuni wafat pada Jumat di Kota Yelwa Turki.
Foto:

 

Ash-Shabuni dibesarkan di tengah-tengah keluarga terpelajar. Ayahnya, Syekh Jamil, merupakan salah seorang ulama senior di Aleppo. Dia memperoleh pendidikan dasar dan formal mengenai bahasa Arab, ilmu waris dan ilmu-ilmu agama di bawah bimbingan langsung sang ayah. 

Sejak usia kanak-kanak, dia sudah memperlihatkan bakat dan kecerdasan dalam menyerap berbagai ilmu agama. Di usianya yang masih belia, dia telah berhasil menghafal seluruh juz dalam Alquran. 

Selain menimba ilmu kepada sang ayah, Ash-Shabuni juga pernah berguru kepada sejumlah ulama terkemuka di Aleppo.

Di antara ulama-ulama Aleppo yang pernah menjadi gurunya adalah Syekh Muhammad Najib Sirajuddin, Syekh Ahmad Al-Shama, Syekh Muhammad Sa'id Al-Idlibi, Syekh Muhammad Raghib al-Tabbakh, dan Syekh Muhammad Najib Khayatah.  

Untuk menambah pengetahuannya, dia juga kerap mengikuti kajian-kajian para ulama lainnya yang biasa diselenggarakan di berbagai masjid. 

Setelah menamatkan pendidikan dasar, Ash-Shabuni melanjutkan pendidikan formalnya di sekolah milik pemerintah, Madrasah Al-Tijariyya. Di sini dia hanya mengenyam pendidikan selama satu tahun. Kemudian dia meneruskan pendidikan di sekolah khusus syariah, Khasrawiyya, yang berada di Aleppo. 

Saat bersekolah di Khasrawiyya, dia tidak hanya mempelajari bidang ilmu-ilmu Islam, tetapi juga mata pelajaran umum. Dia berhasil menyelesaikan pendidikan di Khasrawiyya dan lulus 1949.  Pekerjaan sebagai guru sekolah menengah atas ini ia lakoni selama delapan tahun, dari  1955 hingga 1962.

Setelah itu, dia mendapatkan tawaran untuk mengajar di Fakultas Syari'ah Universitas Umm Al-Qura' dan Fakultas Ilmu Pendidikan Islam Universitas King Abdul Aziz. Kedua universitas ini berada di Kota Makkah. Dia menghabiskan waktu dengan kesibukannya mengajar di dua perguruan tinggi ini selama 28 tahun. 

Dia juga dipercaya untuk mengepalai Pusat Kajian Akademik dan Pelestarian Warisan Islam. Hingga kini dia tercatat sebagai guru besar ilmu tafsir pada Fakultas Ilmu Pendidikan Islam Universitas King Abdul Aziz. 

Di samping mengajar di kedua universitas itu, Syekh Ash-Shabuni juga kerap memberikan kuliah terbuka bagi masyarakat umum bertempat di Masjidil Haram.

Sumber: Anadolu  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement