Senin 15 Mar 2021 14:07 WIB

Selandia Baru Peringati Tahun Kedua Serangan Christchurch

Masyarakat Selandia Baru memperingati tahun kedua peristiwa tragis di Christchurch

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Jacinda Ardern (tengah, berkerudung krem) meresmikan plakat peringatan bagi korban teror penembakan di Masjid Al-Noor, Christchurch, Selandia Baru, Kamis (24/9).
Foto:

Seorang keluarga yang lain, Maha Elmadani juga berbicara dalam peringatan tersebut. Dia kehilangan ayahnya Ali Mah'd Elmadani saat teror tersebut.

“Dua tahun lalu 51 nyawa tak berdosa diambil tanpa ampun di tangan seorang pengecut.  Kejahatan mereka adalah keyakinan mereka, kejahatan mereka menyebut kota yang indah ini sebagai rumah,”ujarnya.

"Rasa sakit karena kehilangan 51 nyawa ini tidak hanya berdampak pada orang-orang di Christchurch, rasa sakit itu melanda Selandia Baru dan seluruh dunia dan terus dirasakan,”tambahnya.

Temel Atacocugu, yang ditembak sembilan kali di bagian wajah, lengan dan kaki, berbicara atas nama yang terluka.  Dia mengatakan tanggal15 Maret 2019 adalah hari yang menandai sejarah dengan noda gelap".

“Sungguh keajaiban saya masih hidup.  Saya ditembak sembilan kali.  Empat peluru di kaki kiri saya, satu di kaki kanan saya, tiga di lengan kiri, satu lagi di mulut saya, ”kata Atacocugu.

“Setiap kali saya melakukan X-ray, ia menyala seperti pohon Natal.  Meskipun rehabilitasi, lengan kiri saya cacat permanen seperti banyak orang lainnya.  Banyak dari lukaku tidak akan pernah sembuh sepenuhnya,”tambahnya.

Dua tahun telah berlalu sejak pembantaian yang mengerikan terhadap 51 Muslim di Selandia Baru, Christchurch yang mengguncang dunia. Christchurch adalah kota terbesar di Pulau Selatan Selandia Baru dan pusat Wilayah Canterbury. Daerah Ini adalah rumah bagi 404.500 penduduk, menjadikannya kota terpadat ketiga di Selandia Baru setelah Auckland dan Wellington.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement