REPUBLIKA.CO.ID, SHARJAH -- Polisi Sharjah, Uni Emirat Arab (UEA) menyebut akan meningkatkan patroli di daerah permukiman selama bulan suci Ramadhan. Langkah ini dikatakan sebagai upaya memastikan protokol kesehatan (prokes) virus corona karena berkumpul bersama menjadi tradisi pada bulan Ramadhan.
Pemerintah menjelaskan telah melarang iftar (buka puasa) bersama. Meskipun keluarga dapat mengadakan acara makan di rumah jika mereka mengikuti tindakan pencegahan.
“Kami akan melanjutkan upaya yang kami mulai selama Ramadhan tahun lalu. Akan ada kontrol yang lebih ketat dan inspeksi lapangan yang ditingkatkan selama Ramadhan," kata Kepala Kepolisian Sharjah Mayjen Saif Al Shamsi dilansir dari The National News, Rabu (10/3).
Menurutnya, membagikan makanan berbuka puasa dan mengiklankan penawaran khusus untuk makanan dilarang. Mendistribusikan makanan kepada yang membutuhkan harus dilakukan hanya melalui badan amal terdaftar.
Mayjen Al Shamsi juga mengatakan polisi akan terus meningkatkan kesadaran dan mengingatkan orang-orang tentang aturan keselamatan. “Individu harus bertanggung jawab dan sadar akan konsekuensi dari tidak mengikuti aturan keselamatan. Pihak berwenang dan masyarakat saling melengkapi dalam memerangi penyebaran penyakit," ujarnya.
Dua berharap masyarakat akan bertindak bertanggung jawab selama bulan suci ini. "Saat wabah pertama kali terjadi, orang tidak memahami skala pandemi, tapi sekarang sudah berubah," ujarnya.
Meski sudah berulang kali diingatkan, petugas polisi mengatakan beberapa orang terus melanggar aturan. Pelanggaran yang paling umum termasuk tidak memakai masker, tidak menjaga jarak sosial dan melebihi jumlah penumpang dalam satu kendaraan.
Polisi mengeluarkan 42.219 denda karena melanggar aturan keamanan virus corona pada 2020 dan 21 ribu mulai Januari tahun ini hingga saat ini. Mayor Jenderal Al Shamsi juga mengatakan rumah sakit lapangan Sharjah yang baru akan beroperasi minggu depan.
“Saya tidak menyangka ini akan menjadi rumah sakit sementara mengingat peralatan yang sangat canggih dibawa ke tempat itu,” katanya.
Pada Februari, emirat mengurangi kapasitas di pusat perbelanjaan hingga 60 persen dan membatasi jumlah transportasi umum dan di bioskop, tempat hiburan, pusat kebugaran, pantai pribadi, dan kolam renang hingga 50 persen untuk menghentikan penyebaran virus.
Semua konser dan pertunjukan musik, termasuk yang dilakukan di Al Majaz Amphitheatre dan Khor Fakkan Amphitheatre yang baru dibuka, ditunda selama empat minggu. Letkol Hamdan Al Tunaiji, kepala departemen darurat dan krisis di Kepolisian Sharjah, mengatakan sebagian besar masyarakat telah mengamati langkah-langkah keamanan.
“Namun pembaruan terkini yang dilakukan terhadap pembatasan tersebut tidak akan menjadi yang terakhir karena pandemi telah memaksa kita semua menjadi kenyataan baru,” katanya.
Dia mengatakan aturan akan direvisi dan mendesak orang untuk mengikuti pedoman untuk membantu meringankan pembatasan. “Peraturan diperketat menanggapi meningkatnya jumlah tes positif baru-baru ini,” katanya.