REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Sebuah organisasi otonom di bawah Kementerian Pendidikan, Institut Nasional Sekolah Terbuka (NIOS) mengumumkan telah menyiapkan 15 kursus tentang tradisi pengetahuan India. Menteri Pendidikan India Ramesh Pokhriyal mempresentasikan kurikulum baru pada pekan lalu.
Dia memuji India karena memiliki pengetahuan kuat dalam topik termasuk Weda (teks agama kuno), yoga, sains, bahasa Sansekerta, serta epos Hindu seperti Ramayana dan Bhagavad Gita. Menurut kementerian, ajaran tentang topik tersebut akan segera dimasukkan dalam lembaga pendidikan Muslim atau madrasah.
Nantinya, NIOS akan menyediakan kursus di tingkat dasar, menengah, dan senior serta mengikuti standar yang sama dengan dewan pendidikan nasional dan negara bagian. Pada awalnya, mereka akan meluncurkan program kepada 100 madrasah dan berubah menjadi 500.
Namun, program tersebut telah menuai kritik tajam dari ulama Muslim. Bagi ulama Muslim, kursus itu tidak dapat dibenarkan dan bertindak sewenang-wenang terhadap pelajar Muslim. Beberapa ulama berpendapat program itu sebagai upaya dari Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi untuk menghindukan India.
“Ini hampir mirip dengan meminta perguruan tinggi kedokteran untuk mengajarkan Alquran dan Alkitab daripada apa yang telah ditetapkan. Program itu bertentangan dari arahan lembaga pendidikan,” kata Seminari Islam Darul Uloom Farangi Mahal, Maulana Khalid Rasheed.