Rabu 10 Mar 2021 06:23 WIB

China Bantah Genosida Muslim Uighur, Riset AS Berkata Lain

Lembaga Amerika Serikat ungkap temuannya soal genosida Muslim Uighur

Rep: Meiliza Laveda/ Rizky Suryarandika/ Kamran Dikarma/ Red: Nashih Nashrullah
Lembaga Amerika Serikat ungkap temuannya soal genosida Musli Uighur. Suasana Xinjiang (Ilustrasi)
Foto:

Dilansir Arab News, Rabu (10/3), lebih dari 30 ahli mulai dari hukum internasional sampai kebijakan etnis China, telah memeriksa bukti mengenai perlakuan Beijing terhadap orang-orang Uighur dan mengadakan Konvensi Genosida. Sebelumnya, konvesi tersebut disetujui oleh Sidang Umum PBB pada Desember 1948 lalu, China termasuk dari 151 yang menandatangani.

Ini menawarkan beberapa definisi spesifik tentang genosida seperti kondisi yang sengaja diberlakukan untuk menyebabkan kehancuran fisik suatu kelompok secara keseluruhan atau sebagian. 

Meskipun hanya melanggar sebagian dari konvensi, tindakan tersebut telah dikualifikasi sebagai genosida. Berdasarkan laporan, pihak berwenang China melanggar “setiap tindakan” yang dilarang.

“Orang dan entitas yang melakukan tindakan genosida adalah negara yang mewujudkan niat untuk menghancurkan Uighur sebagai sebuah kelompok,” ujar laporan itu.

Newlines merilis sebuah laporan pada Desember yang menuduh buruh etnis minoritas di Xinjiang dipaksa memetik kapas melalui program paksa yang dijalankan negara. 

Laporan tersebut merujuk pada dokumen pemerintah daring yang mengatakan jumlah total di tiga wilayah mayoritas Uighur sebanyak 517 ribu orang dipaksa memetik kapas.

China membantah keras tuduhan kerja paksa yang melibatkan orang Uighur di Xinjiang. Mereka mengatakan tindakan itu sebagai program pelatihan, skema kerja, dan pendidikan guna memberantas ekstremisme di wilayah tersebut.  

Menteri luar negeri China Wang Yi membantah tuduhan bahwa negaranya melakukan genosida terhadap etnis Muslim Uighur. Ia menganggap tuduhan itu sangat tidak masuk akal. Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers pada Ahad (7/3). 

Wang Yi mengatakan politisi Barat memilih untuk percaya kebohongan tentang apa yang terjadi di Xinjiang. Wang menyatakan negaranya membuka diri bagi siapa saja yang ingin menyaksikan kamp Uighur.

"Apa yang disebut 'genosida' di Xinjiang sangat tidak masuk akal. Itu adalah rumor dengan motif tersembunyi dan kebohongan total," kata dia seperti dikutip kantor berita Reuters pada Ahad (7/3).

Wang justru merujuk catatan hak asasi manusia ketika disindir soal genosida terhadap Uighur. Ia mengungkapkan kasus-kasus genosida yang pernah terjadi bukanlah di negaranya.

"Ketika berbicara tentang 'genosida', kebanyakan orang berpikir tentang penduduk asli Amerika Utara di abad ke-16, budak Afrika di abad ke-19, Yahudi di abad ke-20, dan penduduk asli Australia yang masih bertempur hingga hari ini," ujar Wang Yi. 

Di sisi lain, Wang meminta Amerika untuk menghapus pembatasan yang tidak masuk akal bagi China. Tujuannya untuk meningkatkan kerja sama antar negara.

 

Sumber: Arabnews 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement