Jumat 05 Mar 2021 16:54 WIB

Pertemuan Paus Fransiskus dan Pemimpin Syiah Irak Besok

Paus Fransiskus dan pemimpin Syiah Al-Sistani akan bertemu besok

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Paus Fransiskus dan pemimpin Syiah Al-Sistani akan bertemu besok
Foto:

Francis melepas sepatunya sebelum memasuki kamar al-Sistani, tempat pertemuan. Al-Sistani, yang biasanya tetap duduk untuk pengunjung karena patah tulang paha yang dialaminya tahun lalu, juga berdiri untuk menyambut Francis di pintu dan mengantarnya ke sofa biru berbentuk L, dan mempersilakannya untuk duduk. "Hal ini tidak pernah dilakukan Yang Mulia dengan tamu mana pun sebelumnya," kata seorang pejabat agama di Najaf.

Dalam kunjungan ini, Fransiskus dan al-Sistani diharapkan akan menandatangani perjanjian perdamaian dan persaudaraan, seperti yang dilakukan Vatikan dengan imam besar al-Azhar, mewakili Islam Sunni, dan Ahmed el-Tayeb yang berbasis di Mesir.

Tanda tangan itu adalah satu di antara banyak elemen yang dinegosiasikan kedua belah pihak secara ekstensif. Namun pada akhirnya, para pejabat Syiah di Najaf mengatakan bahwa penandatanganan itu tidak ada dalam agenda, dan al-Sistani akan mengeluarkan pernyataan lisan sebagai gantinya.

Sebelum mengakhiri kunjungannya ke Najad, Fransiskus memberikan buah tangan, salah satunya ensiklik terbarunya ‘Brothers All’, tentang pentingnya persaudaraan yang lebih besar untuk mewujudkan perdamaian. Dalam kunjungannya, Paus juga akan melakukan konvoi di sepanjang jalan Rasool dan berhenti di Masjid Imam Ali, situs suci yang dihormati bagi Muslim Syiah. 

Sebelumnya, mendiang Paus Yohanes Paulus II tidak dapat mengunjungi Irak pada tahun 2000, ketika negosiasi gagal dengan pemerintah pemimpin Irak, saat itu Saddam Hussein. Selain pandemi yang terus mengakibatkan penundaan rencana kunjungan, serentetan serangan roket yang diklaim Amerika Serikat sebagai ulah Iran, serta tuduhan yang diarahkan pada al-Sistani sebagai peneror umat Kristen, ditambah kekhawatiran dan kontradiksi yang terjadi, membuat pertamuan kali ini juga terancam batal.

 Sebagai Paus, Fransiskus duduk di puncak hierarki resmi yang mengatur Gereja Katolik. Begitu pula posisi Al-Sistani sebagai salah satu ulama Syiah paling bergengsi di dunia, membuat mereka sangat dihormati di seluruh dunia.

“Kunjungan itu berpotensi membuat kesal beberapa orang dan mereka mungkin mencoba untuk menunda atau membatalkan kunjungan, saya pegang kekhawatiran ini,” kata seorang pejabat kedua di Najaf. 

Ebrahim Raisi, ketua pengadilan Iran, yang dianggap sebagai calon presiden potensial atau bahkan penerus Khamenei, namun berujung kekalahan, mengatakan, "Ini meningkatkan ketegangan dengan Iran, karena Yang Mulia tidak menemui Raisi tetapi justru bertemu dengan Yang Mulia Paus," kata pejabat itu.

“Saya melihat kunjungan paus ke Najaf sebagai puncak dari gerakan global dalam tradisi Islam-Kristen untuk mempromosikan keamanan dan perdamaian di negara kita,” Menteri Kebudayaan Irak, Hassan Nadhem.

 

sumber: huffpost  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement